Dua medali emas terakhir diÂsumbangkan perenang Indonesia asal Papua, Daniel Carlos Patay. Daniel sukses mencatat waktu terbaik pada nomor 100 meter gaÂya dada putra kategori SB6, daÂlam pertandingan di kolam reÂnang Tirtomoyo Manahan Solo, kemarin.
Dengan demikian, atlet dengÂan cacat pada kedua kakinya ini mampu menyumbangkan dua emas dan satu perunggu untuk InÂdonesia. Sebelumnya, emas perÂÂtama Daniel diraih melalui noÂmor 50 meter gaya dada kateÂgori SB6, dengan catatan waktu 45,55 detik.
Catatan waktu tersebut sekaliÂgus mematahkan rekor sebelumÂnya yang juga atas namanya, yakÂni 47,91 detik. Daniel namÂpak tersenyum puas dengan dua kemenangan tersebut. Dari caÂpaiÂannya itu, Daniel bakal menÂdapat bonus uang sekitar Rp 80 juta seperti yang dijanjikan peÂmeÂrintah.
“Bonus yang didapat ini akan digunakan untuk pengembangan cabang renang, khususnya bagi para penyandang cacat. Sisanya baru untuk keluarga,†katanya.
Setelah ASEAN Paragames, Daniel akan segera menyiapkan diri untuk kejuaraan selanjutnya, yakni Pekan Olahraga Nasional para penyandang cacat. Selain Daniel, beberapa perenang tanah air juga sukses memecahkan rekor.
Tercatat, ada empat perenang yang melakukannya. Di nomor 50 meter gaya dada ID, Samsi berÂhasil memecah rekor dengan catatan waktu 34,24 detik. Rekor sebelumnya dipegang oleh LawÂrence Tay Wei (Singapura) dengan waktu 37,90 detik.
Rekor ini berlanjut ketika RahÂmayana mematahkan rekor SaÂlaÂkudin Wadsa (Thailand 1:39,71) di nomor 100 meter gaya bebas ID dengan waktu 1:18,51 detik. SeÂdangkan dua rekor lain dicipÂtakan oleh Gusmalayanti (49,13 detik) dan Steven Sualang (32,51 detik).
Sementara, kontingen ThaiÂland menguntit di peringkat keÂdua setelah hanya mampu meÂnamÂbah enam emas dari renang. ToÂtal, Thailand hanya mengumÂpulÂkan 15 emas dari cabang reÂnang hingÂga berita ini naik cetak. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: