Menyangkut insiden tadi malam, Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Bahrul Alam, mengatakan, empat orang sudah ditangkap dan sedang diperiksa intensif. Mereka dikenakan pasal mengganggu ketertiban umum.
"Sudah dilakukan pemeriksaan intensif, berinisial H, A, kemudian M dan satu lagi E. Ada pelajar, mahasiswa dan karyawan," katanya kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (7/9).
Menurut Anton, empat orang itu hanya diperiksa untuk 1x 24 jam dan tidak akan ditahan melainkan dilakukan pembinaan saja. Dari pengakuan mereka didapatkan informasi bahwa mereka ada yang membeli petasan dari penjual di dalam kawasan GBK seharga 10 ribu rupiah per buah.
"Kita masih mencari siapa yang menjualnya. Pada saat masuk memang sudah dilakukan pemeriksaan. Tapi memang ada celah untuk memasukkan kembang api melalui lubang pagar. Ini masih didalami," urainya.
Selain itu, kata Anton, polisi juga berhasil menyita petasan yang belum sempat diledakkan suporter.
"Kita dapatkan juga kejadian lain, misalnya disinyalir ada tiket yang palsu, ini juga sedang dilakukan penyidikan. Kita tunggu hasil penyidik kita. Untuk kasus itu kita baru tangkap satu orang," ucapnya.
Insiden pelemparan petasan dan botol minuman ke arah lapangan pada menit ke-75, membuat pertandingan sempat dihentikan sekitar 15 menit lamanya. Akibatnya, Indonesia terancam sanksi dari badan sepakbola dunia. Kian ironis karena semua itu terjadi langsung di depan mata Presiden SBY dan Ibu Negara beserta rombongan sejumlah menteri yang berada di tribun
royal box, Gelora Bung Karno, Senayan.
Melihat ulah suporter itu, Presiden langsung meninggalkan GBK diikuti Ibu Negara Ani Yudhoyono, putra bungsunya Edhie Baskoro, dan beberapa menteri.
[ald]
BERITA TERKAIT: