“Secara hukum Irfan bisa keÂluar dari Persema dengan aman. Karena saya sudah mempelajari konÂÂtrak pemain. Isi kontraknya, huÂbungan kedua pihak hanya unÂtuk bermain di ISL (Liga SuÂper InÂdonesia),†kata Max di kantor PSSI, Senayan Jakarta, kemarin.
“Kalau pun dia pilih meÂningÂÂgalÂkan Persema tidak ada maÂÂsaÂlah, dan tidak ada penalti yang mengharuskannya untuk memÂbaÂyar ganti rugi kontrak dua kali lipat,†lanjut Max.
Pihak Persema lewat maÂnaÂjer AsÂmuri sempat mengancam IrÂÂfan. Pemain blasteran InÂdoÂnesia-BeÂlanda ini harus meÂneÂbus dua kali lipat kontrak jika meÂmuÂtusÂkan kontraknya di tengah jalan. Hal itu terjadi terkait ancaman PSSI yang akan mencoret peÂmain timnas yang memperkuat klub di LPI. SeÂmentara Irfan masih ingin memÂperkuat tim nasional besuÂtan Alfred Riedl.
Dalam kutipan kontrak Irfan memang jelas disebut bahwa konÂtrak itu hanya untuk komÂpetisi di bawah naungan PSSI yang berisikan: “Pihak pertama dan kedua, terlebih dahulu meÂneÂrangkan sebagai berikut: bahÂwa pihak pertama adalah maÂnaÂjer tim Persema (Asmuri), angÂgota InÂdonÂesian Super League (ISL).â€
“Pihak kedua adalah pemain seÂpakÂbola profesional yang pada saat kerjasama ini ditanÂdaÂÂtaÂÂngani tidÂak teÂrikat kerÂjaÂsama dengan klub seÂpakÂbola mana pun (Irfan BachÂdim).â€
Max mengungkapkan, dalam semua ketentuan pasal-pasal perÂÂjanjian ini yang disebut dengÂan kompetisi antara pihak keÂdua dan pertama hanya meÂruÂjuk keÂpada kompetisi dan/turÂnaman yang diselenggarakan oleh BLI/PSSI/AFF/AFC dan komÂpetisi lain yang menÂdaÂpatÂkan perÂseÂtuÂjuan PSSI yang diÂikuÂti pihak pertama.
Hal inilah yang disebut Max memÂperkuat posisi Irfan. PeÂmain 22 tahun itu dikontrak seÂmusim oleh Persema. “Jelas perÂjanjian pemain itu mengatur untuk bermain di kompetisi ISL. Tidak ada keÂwaÂjiÂban baÂgi pemain untuk ikut amÂbil baÂgian di luar kontrak itu. Karena itu jika Persema ikut Liga lain di luar ISL, peÂmain tak ada maÂsaÂlah keluar dari Persema,†tuÂtup Max BoÂboy.
[RM]
BERITA TERKAIT: