Indonesia Butuh Sistem Deteksi Dini Narkotika Jenis Baru

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Selasa, 09 Desember 2025, 03:59 WIB
Indonesia Butuh Sistem Deteksi Dini Narkotika Jenis Baru
Ilustrasi. (Foto: Alodokter)
rmol news logo Ancaman narkotika sintesis terbilang serius dan harus dihadapi dengan matang. Diperlukan penguatan kapasitas laboratorium, sistem deteksi dini, dan standar toksikologi yang memadai.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Suyudi Ario Seto saat menghadiri persidangan ke-68 The Commission on Narcotic Drugs (CND) yang berlangsung pada 4 hingga 5 Desember 2025 di United Nations Headquarters, Wina, Austria.

Sidang ini membahas perkembangan implementasi tiga Konvensi Internasional Pengendalian Narkotika, yaitu tren global narkotika sintetis, rekomendasi teknis WHO, serta dinamika geopolitik yang memengaruhi arah kebijakan narkotika internasional.

"Perlu respons nasional yang lebih adaptif terhadap ancaman sintetis, khususnya netizens dan prekursor desainer yang berkembang sangat cepat di berbagai kawasan dunia," ujar Suyudi dalam keterangan yang diterima redaksi di Jakarta, Senin, 8 Desember 2025.

Dalam sidang ini, delegasi Indonesia, menyampaikan posisi yang tegas, konsisten, dan konstruktif dalam mendukung rekomendasi WHO, serta komitmen pada peningkatan kapasitas laboratorium nasional.

Suyudi juga menyampaikan komitmen bahwa Indonesia akan terus berperan aktif dalam forum internasional untuk memastikan setiap kebijakan global berbasis ilmiah, berimbang, dan memperhitungkan kepentingan keamanan kesehatan publik. rmol news logo article


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA