Sebelumnya, Kakorlantas Polri, Irjen Agus Suryonugroho, mengatakan Operasi Zebra tahun ini mengedepankan pendekatan berbasis kemanusiaan. Ia menyebut pejalan kaki sebagai kelompok pengguna jalan paling rentan yang harus ditempatkan sebagai prioritas utama.
Pengamat kebijakan publik dan politik nasional, Nasky Putra Tandjung, menilai langkah Korlantas Polri merupakan momentum bagi Polri untuk menghadirkan rasa aman, keadilan, dan keselamatan bagi semua pengguna jalan, terutama pejalan kaki. Ia menyebut pendekatan humanis ini sejalan dengan visi Polri Presisi dan nilai-nilai Pancasila.
“Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kakorlantas Polri dan seluruh jajaran Polantas di tanah air yang mengedepankan edukasi dan nilai kemanusiaan,” kata Nasky melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin 17 November 2025.
Menurutnya kebijakan ini mencerminkan penegakan moral yang menempatkan keselamatan publik sebagai tujuan utama, bukan sekadar penindakan.
Founder Nasky Milenial Center itu menambahkan bahwa kebijakan ini menjadi simbol komitmen Polri dalam menjunjung keadilan dan melindungi kelompok rentan.
“Ini bukan sekadar menegakkan hukum, tetapi simbol kemanusiaan dan keselamatan bagi seluruh pengguna jalan,” kata Nasky.
Nasky juga menilai bahwa Operasi Zebra 2025 berpotensi meningkatkan kembali kepercayaan publik terhadap Polri. Ia merujuk hasil survei Litbang Kompas Oktober 2025 yang menunjukkan tingkat kepercayaan publik terhadap Polri mencapai 76,2 persen setelah sebelumnya sempat menurun pascakerusuhan Agustus lalu.
“Keberhasilan operasi bukan diukur dari jumlah tilang, tetapi dari meningkatnya kepatuhan dan turunnya angka kecelakaan. Polri harus menghadirkan ruang jalan yang aman dan manusiawi,” pungkas Nasky.
BERITA TERKAIT: