Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman menjelaskan bahwa permintaan terhadap ayam dan telur meningkat tajam sejak program tersebut berjalan. Saat ini, terdapat 2.131 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang telah beroperasi di berbagai daerah di Jabar.
“Permintaan meningkat karena program MBG, sementara pasokan belum sepenuhnya mampu mengimbangi kebutuhan,” ujar Herman dikutip dari
Kantor Berita RMOLJabar, Rabu, 12 November 2025.
Ia menambahkan pada 2026 mendatang Pemprov Jabar berencana menambah jumlah SPPG hingga sekitar 4.600 unit. Kondisi tersebut, kata dia, berpotensi menimbulkan tekanan terhadap harga ayam dan telur di pasaran.
“Karena itu kami sedang menyiapkan langkah antisipasi agar harga tetap terkendali, supaya tidak menimbulkan inflasi,” ungkapnya.
Meski demikian, Herman memastikan inflasi di Jawa Barat masih dalam kondisi stabil, yakni di angka 2,63 persen. Harga kebutuhan pokok pun, sejauh ini, masih tergolong terjangkau oleh masyarakat.
“Kalau harga stabil, daya beli masyarakat terjaga, konsumsi naik, dan otomatis berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Ia berharap, dengan berbagai langkah pengendalian yang dilakukan, tingkat inflasi di Jabar tetap terjaga dan dapat menekan angka kemiskinan.
“Intinya, pengendalian inflasi menjadi kunci. Sampai saat ini, kondisinya masih relatif terkendali di 2,63 persen,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: