"Sebagai contoh, setiap Lebaran, saya siapkan uang khusus untuk diberikan kepada cucu, anak-anak sekitar rumah, dan tetangga yang membutuhkan. Ini juga dilakukan sekaligus mendidik anak untuk peduli dan mau berbagi," kata Wamenag, Kamis 27 Maret 2025.
Wamenag melanjutkan, memberi adalah hal positif. Puasa juga melatih umat Islam untuk peduli sehingga lahir pribadi-pribadi yang dermawan.
"Kedermawanan penting agar harta tidak hanya bergulir di kalangan orang-orang kaya saja. Ada pemerataan," sebutnya.
Meski begitu, Romo Syafii tegas menolak dan mengecam aksi paksa meminta Tunjangan Hari Raya (THR) yang dilakukan pihak manapun dengan gaya premanisme.
Romo Syafii menilai aksi semacam ini sangat tidak baik. Sebab agama mengajarkan tangan di atas jauh lebih baik dari tangan di bawah. Artinya memberi lebih mulia daripada meminta, apalagi dengan cara memaksa.
"Itu jelas bukan budaya kita. Agama tidak mengajarkan hal itu. Karenanya, tidak seharusnya dilakukan. Kita tolak itu," tutup Wamenag.
BERITA TERKAIT: