Hal tersebut dikatakan Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu dalam Bincang Narasi dengan tema “Ibu, Pendidikan dan Peradaban” bersama Student Union Kajian Perempuan Insan Cita (KPIC) Universitas Insan Cita Indonesia (UICI).
“Dalam kehidupan, peran perempuan sangat berat. Mulai dari pengalaman menstruasi yang tidak pernah dialami laki-laki hingga kehamilan selama sembilan bulan. Sayangnya, hal-hal ini tidak digunakan untuk mendukung perempuan, justru sering digunakan untuk mendiskriminasi dengan membatasi ruang gerak mereka,” kata Ninik dalam webinar pada Selasa 24 Desember 2024
Dalam acara yang bertepatan dengan peringatan Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember ini, Ninik uga menyoroti pandangan sosial yang kerap menyalahkan perempuan dalam berbagai situasi.
“Ketika perempuan tidak hamil atau tidak mengurus rumah tangga dengan baik atau ada lingkungan yang salah, yang disalahkan tetap perempuan. Ini menunjukkan adanya diskriminasi yang harus kita sadari dan perbaiki,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ninik mengingatkan bahwa Hari Ibu di Indonesia memiliki sejarah perjuangan melawan domestikasi perempuan. Peringatan ini merujuk pada Kongres Perempuan Indonesia yang pertama pada 22 Desember 1928, yang bertujuan menolak praktik-praktik yang membatasi peran perempuan hanya dalam urusan rumah tangga.
“Pada masa itu, perempuan yang sudah mengalami menstruasi sering kali dinikahkan, sementara akses pendidikan lebih diutamakan untuk laki-laki. Momentum ini awalnya adalah bentuk perlawanan terhadap domestikasi perempuan. Sayangnya, sekarang justru dirayakan dengan pendekatan ‘ibuisme’ (beda esensi perjuangannya),” tegas Ninik.
Melalui peringatan Hari Ibu, Ninik mengajak masyarakat untuk kembali memahami makna mendalam dari hari tersebut, yang tidak hanya sekedar perayaan tahunan atas jasa isteri atau ibu. Melainkan juga ajang kebangkitan perempuan menuju hakekat hidup sebagai manusia, yang memiliki kesetaraan, perlindungan serta keadilan.
“Saya ingin mengajak berefleksi, bagaimana kita bisa mendukung perempuan, menghentikan diskriminasi, dan mengakui peran mereka tidak hanya di ranah domestik, tetapi juga di semua aspek kehidupan,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: