Oleh karenanya, seluruh kepala daerah di Jabar diminta agar selalu melakukan pencegahan hingga pemantauan stunting di wilayah masing-masing.
Hal itu disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Jabar, Bey Machmudin di Gedung Sate, Selasa (6/8).
“Itu berdasarkan perhitungan, tapi sudah kami terima dan kami sudah ingatkan, tidak hanya Tasikmalaya tapi semua daerah agar memperhatikan dan mencari informasi, karena kalau stunting itu kan hari per hari (kasusnya)," kata Bey dikutip
Kantor Berita RMOLJabar.Bey menyebut, saat ini pihaknya sudah melakukan berbagai upaya pencegahan. Di antaranya koordinasi dengan kampus, organisasi kepemudaan dan lainnya untuk membantu memantau perkembangan anak-anak.
Tak hanya itu, Bey meminta agar para orang tua memperhatikan pola asupan makan bagi anak-anaknya.
“Jangan sampai hanya menunggu datang ke Posyandu, kan harus dipastikan betul asupannya telur dan segala macam,” tegasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Herman Suryatman mengatakan, meski kenaikannya hanya satu persen, angka stunting di Tasikmalaya tetap harus menjadi perhatian.
"Saya cek ricek dulu. Yang jelas kalau e-PPGBM Tasikmalaya naik, harus jadi perhatian bersama termasuk kami," ujar Herman.
Untuk informasi tambahan, berdasarkan Sistem elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) mencatat data stunting tertinggi di Kota Tasikmalaya terjadi pada 2020, sebesar 17,58 persen dan terus menurun sampai di angka 10,75 persen pada 2023.
Pada 2024, angka stunting di Kota Tasikmalaya justru kembali naik sebesar 1,03 persen, sehingga saat ini angka stunting di Kota Tasikmalaya sebesar 11,78 persen.
BERITA TERKAIT: