Akibat kejadian ini, puluhan siswa kehilangan momen bahagia dalam merayakan Hari Anak Nasional. Tiga ruang kelas dan satu ruang guru tak dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Pantauan
RMOLJabar di lokasi, petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya bersama personel kepolisian dari Polsek Indihiang tengah sibuk membersihkan puing-puing dan mengevakuasi barang-barang yang masih bisa diselamatkan.
Sementara itu, para siswa beserta orang tua mereka terlihat sedih melihat kondisi sekolah yang rusak parah.
Kepala RA, Ana Yuliana,mengungkapkan, sebelumnya sekolah telah merencanakan berbagai kegiatan untuk memperingati Hari Anak Nasional di lokasi tersebut.
"Hari ini seharusnya kita merayakan Hari Anak Nasional di sekolah ini. Namun, dengan kejadian ini, perayaan tersebut harus dibatalkan," ujar Ana Yuliana dikutip
RMOLJabar, Selasa (23/7).
Lebih lanjut, Ana Yuliana menjelaskan bahwa pihak sekolah telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk membuat para siswa merasa bahagia pada hari tersebut. Namun, rencana itu harus diurungkan karena ambruknya ruang kelas.
"Kami sebenarnya sudah siap untuk menggunakan ruang kelas hari ini, tapi karena kejadian ini, kami harus meliburkan kegiatan belajar sementara waktu," imbuhnya.
Dia menambahkan, bangunan tersebut sering digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Bahkan, pada hari Senin kemarin, kelas masih digunakan untuk kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
"Kelas ini sering digunakan untuk kegiatan KBM. Bahkan kemarin kita masih melakukan MPLS di sini. Namun, hari ini kami harus meliburkan kegiatan belajar," tutur Ana.
Ana mengakui bahwa kondisi bangunan sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan sejak beberapa waktu lalu. Salah satunya dipicu gempa yang terjadi.
"Kondisi bangunan sudah mulai lapuk, mungkin karena dampak dari gempa beberapa waktu lalu. Namun, kami terpaksa menggunakan ruangan ini karena tidak ada alternatif lain untuk kegiatan belajar anak-anak," ucapnya.
Saat ini, pihak sekolah sedang merencanakan untuk meminta bantuan tenda darurat kepada BPBD untuk sementara waktu.
"Meskipun belajar di mana pun, anak-anak tetap akan bahagia. Kami tidak akan menggunakan sistem daring. Kami akan tetap berada di sini dan akan meminta bantuan tenda darurat untuk kegiatan belajar sementara," tutup Ana Yuliana.
BERITA TERKAIT: