Husni (56) salah seorang petani kopi Pagar Alam menceritakan, kopi miliknya yang sedang dijemur di halaman rumahnya nyaris dicuri. Beruntung, saat pelaku sedang melancarkan aksinya dirinya keluar rumah dan membuat pelaku langsung melarikan diri.
"Pagi tadi kejadiannya sekira pukul 02.30 dinihari. Saya mendengar suara yang mencurigakan di halaman rumah, karena penasaran saya keluar dan melihat ada orang yang hendak mencuri kopi saya," tuturnya kepada
RMOLSumsel, Selasa (9/7).
Melihat kondisi itu Husni langsung keluar rumah, sehingga para pelaku langsung kabur.
"Jadi untuk para rekan-rekan petani untuk waspada karena jangan sampai kita sibuk menjaga kebun, tapi buah kopi yang sudah kita jemur yang dicuri maling," katanya.
Terkait hal ini, Kapolres Pagar Alam AKBP Erwin Aras Genda, melalui Kasat Reskrim Iptu Chandra mengatakan, para petani kopi diminta waspada dan dapat meningkatkan kewaspadaannya. Pasalnya aksi pencurian kopi bukan lagi menyasar buah kopi di kebun namun mulai ke penjemuran kopi warga.
"Kami mengimbau kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dengan mengedepankan pencegahan misalnya dengan melaksanakan siskamling atau ronda dan menyimpan kopi yang telah dijemur ditempat yang aman (tidak dipinggir jalan) karena dapat menimbulkan niat para pelaku. Mengingat harga kopi sekarang sedang tinggi," imbaunya.
Diketahui harga biji kopi di pasaran lokal saat ini masih menyentuh angka Rp65 ribu sampai Rp70 ribu rupiah per kilogram, tergantung dari jenis dan kualitas bijinya.
Harga ini termasuk rekor tertinggi dalam 20 tahun terakhir, sehingga masyarakat kota Pagar Alam yang mayoritas petani dan pekebun kopi menikmati kondisi ini.
Namun hal ini juga berimbas pada mulai meningkatnya angka kriminalitas pencurian biji kopi di area yang jauh dari pemukiman atau kurang penjagaan. Selain itu karena petani memiliki banyak uang hasil penjualan kopi berimbas terhadap peningkatan harga beberapa kebutuhan pokok dari mulai beras hingga sayur mayur.
BERITA TERKAIT: