Banjir dan longsor ini terjadi sejak Minggu (16/6) akibat curah hujan tinggi disertai angin kencang hingga membuat debit air sungai Moro'o meluap.
Laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nias Barat, banjir dan longsor membuat 1.000 kepala keluarga (KK) terdampak.
"Secara keseluruhan, ada 4.000 jiwa terdampak. Kerugian materil 1.000 unit rumah terdampak. Perkebunan, dan area persawahan mengalami kerusakan," demikian keterangan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Selasa (18/6).
Adapun wilayah terdampak meliputi Desa Simae’asi, Iraonogambo, Sisobambowo, Sisarahili di Kecamatan mandrehe. Desa Lolohio, Iraonogeba, Ononamolo II, Lasarabagawu, Sisobandrao di Kecamatan Mandrehe Barat.
Desa Sisobambowo, Lologundre, Iraonogaila, Ono waembo, Tiga Serangkai di Kecamatan Lahomi. Desa Lahagu di Kecamatan Mandrehe Utara. Desa Ono Zalukhu You, Hilisoromi dan Lasarabahili di Kecamatan Moro’o.
Kini, BPBD Kabupaten Nias Barat masih melakukan kaji cepat dan perbaikan kerusakan tebing aliran sungai, jembatan, dan bahu jalan.
"Kondisi terkini banjir berangsur surut," jelas Muhari.
Berdasarkan prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah Kabupaten Nias Barat berpotensi curah hujan lebat ke depan.
Hujan lebat ini berpotensi menimbulkan dampak yang signifikan seperti banjir, tanah longsor, dan gangguan aktivitas sehari-hari.
BERITA TERKAIT: