Hal itu disampaikan oleh Marwan, Widyaiswara (WI) Ahli Madya Dinas Pendidikan Provinsi Riau, saat menjadi pembicara dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau, di Kabupaten Indragiri Hulu, Senin (29/4).
"Generasi Z tidak pernah mengenal kehidupan tanpa teknologi, bahkan sejak dalam kandungan ibunya,” tutur Marwan.
Marwan memaparkan, karakter merupakan kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues). Karakter juga diyakini akan digunakan sebagai landasan cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.
Internalisasi kebajikan bagi generasi Z itu mencakup sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain.
"Misalnya, pendidikan nilai, pendidikan moral dan budi pekerti, serta pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati,” jelas Marwan.
Sesungguhnya tujuan pendidikan karakter itu untuk mengembangkan karakter bangsa agar mampu mewujudkan nilai-nilai Pancasila.
"Pendidikan karakter sebagai pilar kebangkitan bangsa meraih prestasi untuk menjunjung tinggi budi pekerti,” tegas Marwan.
Fungsi pendidikan karakter mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik, kata Marwan. Selain itu, juga memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur, memperkuat perilaku yang sudah baik.
"Juga, meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia, sekaligus menyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila,” tutup Marwan.
Webinar dengan tema "Pendidikan Karakter Gen Z di Era Digital" ini dipandu oleh moderator Fitta Mamita dan diikuti oleh beberapa sekolah, di antaranya; SMAN 1 Teluk Kuantan, SMPN 1 Teluk Kuantan, SMAN 1 Pasir Penyu, SMPN 1 Pasir Penyu, SMAN 2 Singingi Hilir, SMAN 3 Singingi Hilir, SMPN 1 Singingi Hilir, dan SMP Santa Theresia Air Melok, dan SMP Muhammadiyah 1 Teluk Kuantan.
Anggota relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Provinsi Bali, Gede Iwan Saputra, yang ikut serta dalam webinar mengatakan, Indonesia merupakan negara yang penduduknya paling betah berlama-lama menggunakan internet.
Screen time orang Indonesia 5,7 jam per hari, atau tertinggi di dunia.
"Survei Kemenkominfo dan Katadata Insight Center (2022) menyebut, mayoritas generasi Z (35 persen) mengakses internet lebih dari 6 jam, sementara generasi Y (26 persen), generasi X dan Baby Boomers hanya 19 persen,” ungkap Gede Iwan Saputra.
Sementara menurut musisi Rio Alief Radhanta, generasi Z disebut dengan istilah mobile generation, dan generasi milenial sebagai internet generation, sedangkan generasi X disebut sebagai digital immigrant.
"Sebanyak 93,9 persen generasi Z koneksi ke internet 7 jam per hari, milenial 88,4 persen (4-6 jam per hari), dan generasi X (1-3 jam per hari),” kata Rio.
Webinar yang dihelat di Kabupaten Indragiri Hulu ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dilaksanakan sejak 2017. Program #literasidigitalkominfo tersebut tahun ini mulai bergulir pada Februari 2024.
Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, program ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.
Meningkatkan kecakapan warga masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 jiwa penduduk Indonesia.
Mengutip survei yang dirilis APJII, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Dibandingkan periode sebelumnya, ada peningkatan 1,4 persen. Terhitung sejak 2018, penetrasi internet Indonesia mencapai 64,8 persen. Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023.
BERITA TERKAIT: