"Data menunjukan Herman Deru adalah bakal calon kontestan dengan peluang unggul yang tertinggi," kata Peneliti Konsepindo Riset Strategi Jakarta, Aldo Serena, dalam keterangannya kepada redaksi, Rabu (3/4).
Popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas Herman Deru lebih tinggi dibandingkan Mawardi Yahya. Begitupun dengan tingkat kesukaan. Petahana gubernur Sumsel itu memiliki tingkat kesukaan lebih tinggi dibandingkan Mawardi.
"Jadi incumbent (Herman Deru) yang kuat. Siapapun yang mau mengalahkannya termasuk Mawardi Yahya harus kerja keras,” kata Aldo.
Data lapangan sampai hari ini menunjukan elektabilitas Herman Deru tertinggi dari sejumlah nama bakal kandidat cagub Sumsel. Posisinya sulit dikejar termasuk oleh Mawardi Yahya yang tertinggal jauh dan butuh usaha ekstra untuk bisa mengejar ketertinggalan.
Herman Deru sudah pasti maju lagi di Pilgub Sumsel 2024. Sedianya akan kembali berpasangan dengan Mawardi Yahya. Namun Mawardi malah curi start dengan mendeklarasikan pasangan Mawardi-Harno Joyo sebagai pasangan cagub dan cawagub. Menurut kabar Herman Deru cukup kaget tapi tak bisa menolak. Ia pun menyatakan siap bertarung melawan mantan wakilnya itu.
Aldo Serena menyebut, pertarungan sesama petahana seringkali dimenangkan oleh mantan kepalanya daripada mantan wakilnya. Itu karena secara de facto kekuasaan menang ada di tangan kepala, sang wakil hanya ban serep. Menurutnya itu
common sense. Selama masa pileg dan pilpres lalu banyak survei yang digelar mendapati elektabilitas Herman Deru cukup tinggi. Hal ini membuat ia jadi sasaran lempar.
Meski sudah tak menjabat, serangan terhadap Herman Deru intensitasnya makin meninggi bahkan sudah bercampur dengan
negative campaign dan
black campaign. Padahal pendaftaran peserta pilkada belum juga dibuka.
“Saya kira semakin Herman Deru diserang berarti data survei yang dimiliki penyerang menunjukan Herman Deru tertinggi peluang menangnya. Saran saya Herman Deru tidak usah menanggapi berbagai serangan. Belanda masih jauh,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: