"Hari ini kita me-
launching Gerakan Indonesia Bertadarus Al Quran inisiasi para kiai yang sudah dibicarakan dengan Habib Luthfi. Jadi ini
soft launching," kata Airlangga diberitakan
Kantor Berita RMOLJabar.
Gerakan tersebut merupakan inisiasi Ponpes Al-Falah bersama para kiai untuk merefleksi program Satu Desa Satu Hafiz (Sadesha) yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat saat itu, Ridwan Kamil.
Airlangga yang juga menjabat Menko Perekonomian RI ini memaparkan, gerakan tersebut juga menjadi cerminan perhatian pemerintah terhadap ilmu agama, khususnya Islam yang dianut mayoritas masyarakat Indonesia.
Pemerintah sendiri telah meluncurkan berbagai program untuk pesantren, salah satunya adalah Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk 8,9 juta santri dan santriwati di seluruh Indonesia.
"Dari 2.000 ribu santri di Ponpes Al Falah 1 dan 2 ini sekitar 600 siswa mendapatkan dana BOS. Diberikan pemerintah sekitar Rp900 ribu hingga Rp1,5 juta setiap 6 bulan," jelasnya.
Selanjutnya, program dana abadi pesantren di pemerintahan Presiden Jokowi mencapai Rp10 triliun. Airlangga meyakini, berbagai program ini akan dilanjutkan.
"Ke depan melanjutkan berbagai program yang sudah dilaksanakan Pak Jokowi," tegasnya.
Sementara itu, Pengasuh Umum Ponpes Al-Falah 2, KH Cecep Abdullah Syahid menyebut program Sadesha yang digagas Ridwan Kamil telah membantu memberantas buta baca tulis Al Quran di Jawa Barat.
"Ada 6 ribu hafiz yang ditempatkan oleh beliau (Ridwan Kamil) di setiap desa. Ini program yang sangat baik," kata KH Cecep.
Dirinya berharap, program ini bisa berskala nasional, tidak hanya di Jabar, tentunya dengan dukungan pemerintah pusat.
BERITA TERKAIT: