Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, Satriadi Gunawan mengatakan, 53,19 persen dari kejadian kebakaran di Jakarta disebabkan korsleting listrik.
“Korsleting listrik menjadi dugaan penyebab yang paling tinggi. 1.216 kejadian kebakaran di Jakarta disebabkan karena itu,” kata Satriadi dikutip dari laman DPRD DKI Jakarta, Jumat (12/1).
Dilansir dari laman resmi Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, Jakarta Timur mencatatkan frekuensi tertinggi, yakni 594 kejadian, diikuti oleh Jakarta Selatan 573 kejadian, Jakarta Barat 484 kejadian, Jakarta Utara 379 kejadian, dan Jakarta Pusat 256 kejadian.
Dalam keterangan resminya, Dinas Gulkarmat DKI Jakarta menyebutkan jenis objek yang terbakar mencakup bangunan perumahan (637 kejadian), instalasi luar gedung (480 kejadian), sampah (267 kejadian), tumbuhan (215 kejadian), kendaraan (118 kejadian), lapak (40 kejadian), bangunan industri (32 kejadian), dan kategori lainnya (156 kejadian).
Pada tahun 2023, faktor dugaan penyebab kebakaran terbagi atas penggunaan listrik (1.216 kejadian), membakar sampah (337 kejadian), gas (205 kejadian), rokok (130 kejadian), lilin (1 kejadian), dan faktor lainnya (397 kejadian).
BERITA TERKAIT: