Untuk mewaspadai hal tersebut, Pemprov Sumsel rutin menggelar apel Kesiapsiagaan Personel dan Peralatan Penanggulangan Banjir dan Tanah Longsor di Sumatera Selatan.
"Dengan kesiapan ini diharapkan dapat memberikan rasa nyaman kepada masyarakat dari ancaman bencana, walaupun kita juga berharap bencana itu tidak terjadi," kata Fatoni usai menerima penghargaan Innovative Government Award (IGA) Tahun 2023 di Gedung Sasana Bhakti Praja, Kementerian Dalam Negeri, Jakarta.
Sebagaimana diketahui, Provinsi Sumsel baru saja berhasil melewati situasi cukup berat karena diterpa kabut asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Kondisi tersebut sudah teratasi menyusul beralihnya cuaca dari musim kemarau ke musim hujan.
“Namun di balik curah hujan yang tinggi terdapat ancaman baru yakni bencana banjir bandang dan tanah longsor yang kapan saja datang mengancam beberapa wilayah di Provinsi Sumsel," ucap Fatoni dikutip Kamis (14/12).
Fatoni tak hentinya mengingatkan seluruh personel satgas penanggulangan bencana untuk tetap waspada serta memberikan edukasi dan peringatan dini kepada masyarakat di daerahnya masing-masing.
"Kondisi ekologi seperti degradasi alam, perilaku manusia ini dapat kita perbaiki, namun ini tidak bisa kita kerjakan secara sendiri sendiri kita perlu bersama secara komprehensif untuk mengatasinya," kata Fatoni.
Fatoni menekankan agar mitigasi terus dilakukan untuk mengurangi resiko jika terjadi bencana banjir dan tanah longsor. Dia menyebut, berdasarkan data kejadian bencana yang terjadi di Provinsi Sumsel pada Tahun 2022 sebanyak 147 kali kejadian. Sedangkan hingga November 2023 tercatat sebanyak 69 kali kejadian bencana.
"Mudah-mudahan dengan kesiapsiagaan kita, bencana ini tidak bertambah lagi, walaupun terjadi kita berharap tidak menimbulkan sampai menimbulkan kerusakan sarana prasarana dan korban jiwa," tutup Fatoni.
BERITA TERKAIT: