Sejumlah pedagang Pasar Tanah Abang menuding perang harga yang ditawarkan melalui live shopping di platform media sosial membuat penjualan mereka berkurang signifikan.
"Para pedagang mengeluh sepinya pasar karena tergilas Tiktok, penjualan online," kata mantan Wakil Wali Kota Jakarta Irwandi dalam keterangannya, Selasa (19/9).
Ketua Komunitas Warga Minang di Jakarta ini mengatakan, hampir 50 persen toko-toko di Pasar Tanah Abang sudah tidak sanggup lagi berjualan karena harus menombok.
"Mereka tidak mampu lagi untuk bayar gaji karyawan dan bayar listrik
service charge," kata Irwandi yang juga Bacaleg DPRD DKI Dapil 1 dari Partai PAN.
Irwandi melihat kondisi Pasar Tanah Abang sudah mati suri. Kejayaan pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara di era 1980 an hingga 2000 an itu mulai anjlok ketika dihantam pandemi Covid-19 yang berlanjut penjualan online.
Kondisi memprihatinkan ini, menurut Irwandi, perlu menjadi perhatian Pemprov DKI Jakarta dan Perumda Pasar Jaya.
Kata Irwandi, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono harus memerintahkan Perumda Pasar Jaya agarmemberikan insentif dan kebijakan pengurangan biaya
service charge dan subsidi sewa tempat.
"Pasar Jaya harus bantu meramaikan kembali pasar dan inovasi marketing, bukan cuma mengambil sewa dan
service charge," kata Irwandi.
Irwandi menilai selama ini bantuan dinas teknis selaku pembina Pasar Tanah Abang sangat kurang.
"Pasar Tanah Abang perlu diselamatkan. Kita tunggu apakah pemerintah pusat dan Pemprov DKI punya kepedulian terhadap nasib rakyat dan memulihkan ekonomi nasional seperti pesan Presiden Jokowi yang sangat peduli terhadap UMKM," demikian Irwandi yang juga Sekjen DPP Persatuan Keluarga Daerah Pariaman (PKDP) ini.
BERITA TERKAIT: