Menurut Sri, kajian tersebut termasuk didalamnya adalah perbaikan sistem tiket di seluruh angkutan Transjakarta maupun mitranya.
“Siapa yang dapat subsidi? Apakan warga Jakarta atau tidak? Saat ini dan yang akan kita lakukan adalah terkait dengan sistem
account based ticketing (ABT). Jadi nanti tiketnya nanti itu ada akun kita," kata Sri dikutip Minggu (17/9).
"Misalnya si A rumahnya dimana, perjalanan mulai dari mana, dari situ kita bisa lihat, dari situ juga kebijakannya akan menyesuaikan apakah misalnya untuk warga Jakarta PSO nya besar sehingga nanti berbeda dengan warga luar Jakarta," sambungnya.
Terkait banyaknya armada bus Transjakarta ataupun
feeder yang tetap beroperasi meskipun tanpa penumpang, Sri mengatakan, saat ini mereka juga sedang mengevaluasi kebutuhan operasional bus setiap jamnya.
Sebab diakuinya, jam operasional bus Transjakarta maupun armada milik pihak ketiga sangat mempengaruhi besaran subsidi.
“Kenapa kok banyak bus-bus kosong tetap beroperasi. Kami di Pemprov itu juga melakukan
monitoring dan evaluasi terhadap subsidi yang diberikan kepada PT Transjakarta. Sehingga dari hasil pencermatan itu yang kami lakukan adalah perbaikan dan manajemen PSO itu sendiri,” kata Sri.
Selain itu, kata dia, mereka juga sedang mengevaluasi manajemen operasional bus setiap jamnya. Pihaknya menginginkan agar operasional armada bus maupun
feeder disesuaikan dengan
traffic pengguna.
“Pada saat waktu sibuk (peak hour) semua bus harus keluar. Tapi pada saat yang tidak sibuk maka bus-bus itu harus ditarik," kata Sri.
Dengan demikian, kata Sri, pembayaran rupiah per kilometernya juga jadi tidak membebani APBD.
"Itu sedang kami lakukan kajian. Jadi, bagaimana mengoptimalkan, mengefisienkan dengan terus meningkatkan layanan bus transjakarta itu juga sudah kami lakukan, hasilnya akan kami laporkan,” demikian Sri.
BERITA TERKAIT: