Namun, Kota Surabaya ternyata tak masuk ke dalam daftar tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Walikota Surabaya Eri Cahyadi, mengaku tak mempermasalahkan daftar terbaru Smart City versi IMD World Competitiveness Center.
Terlebih, pihaknya selama ini tidak pernah melihat ada tim penilai yang turun melakukan survei ke Kota Surabaya.
"Sebenarnya kota smart city kalau dari (versi) Kementerian (Kominfo) ada Surabaya, Bandung, dan Jakarta. Tapi yang sekarang masuk (versi IMD) Jakarta, Medan, dan Makassar. Kita juga tidak tahu yang dinilai apa, juga tidak pernah ada turun untuk menanyakan di sini," kata Walikota Eri, dikutip
Kantor Berita RMOLJatim, Senin (29/5).
Karena itu, Eri tak mempermasalahkan apabila Surabaya tak masuk daftar Smart City versi IMD.
Sebab baginya, tujuan hidup menjadi walikota adalah bagaimana bisa membahagiakan warga Surabaya menggunakan digitalisasi.
"Tujuan hidup saya adalah ketika menjadi wali kota bisa membahagiakan warga Kota Surabaya menggunakan digitalisasi. Sehingga memotong mata rantai dan kedua mempercepat pelayanan publik. Itulah tujuan kita," ujarnya.
Maka dari itu, masuk ke dalam daftar smart city bukanlah tujuan utama dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Masuk atau tidaknya Surabaya ke dalam daftar smart city juga bisa tergantung dari tim penilai.
"Nanti kalau dikatakan lagi (Surabaya) smart city, ya smart city. Tergantung yang nilai kan, yang nilai mau survei di mana? Mau survei di Surabaya, mau survei di Makassar. Sama saja, Surabaya Bandung juga tidak masuk. Tapi apakah kita harus bertanya kenapa tidak masuk? Tidak. Tapi biarkan itu berjalan dengan sendirinya," tegasnya.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini mengungkapkan, berdasarkan versi penilaian dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Kota Pahlawan masuk dalam daftar smart city.
"Kementerian Kominfo juga sudah menilai bahwa Surabaya Smart City. Tapi ketika ada dari pihak luar negeri yang menilai kan kita tidak tahu, yang disurvei yang mana, yang mengarahkan ke daerah mana juga kita tidak tahu. Jadi kan tergantung," katanya.
Walaupun begitu, Wali Kota Eri mengaku bangga jika daerah lain bisa masuk dalam daftar smart city versi penilaian luar negeri.
Baginya, akan lebih baik penyematan smart city tersebut bisa dilakukan ke daerah lain di Indonesia secara bergantian.
"Sehingga menunjukkan Indonesia ini semuanya adalah smart city, sehingga pelayanannya bagus. Jadi saya tidak ingin menunjukkan persaingan. Tapi bagaimana kita bisa saling mensupport satu sama lainnya. Kebanggaan juga ketika Makassar, Medan (masuk daftar smart city), mungkin suatu saat akan kembali lagi ke mana," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: