Beda dengan Jabar, di Surabaya Anak Bandel Dilatih Wirausaha

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Senin, 09 Juni 2025, 22:41 WIB
Beda dengan Jabar, di Surabaya Anak Bandel Dilatih Wirausaha
Rumah Ilmu Arek Suroboyo/Ist
rmol news logo Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya punya cara sendiri dalam membentuk mental, karakter, sekaligus keterampilan anak-anak bandel.

Beda dengan kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang mengirim anak bandel ke barak militer, Surabaya mengedepankan pendekatan pendidikan berbasis asrama yang sudah berjalan beberapa tahun.
 
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menyebutnya sebagai 'Rumah Ilmu Arek Suroboyo' (RIAS) yang berada di Kecamatan Mulyorejo dan Kecamatan Rungkut, Surabaya.

Dalam asrama tersebut, anak-anak disekolahkan dengan biaya ditanggung Pemkot Surabaya.

Selain sekolah formal, anak-anak itu dibekali berbagai keterampilan seperti kewirausahaan produksi makanan-minuman, olahraga tinju dan sepeda, hingga wawasan kebangsaan.

Tahun 2022 dan 2023, Pemkot Surabaya sudah pernah mengirimkan anak-anak Surabaya yang terlibat kenakalan ke pendidikan ala militer di Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda.

Kala itu puluhan anak yang terjaring razia tawuran, balap liar, hingga mengisap lem dikirim ke Lanudal Juanda selama kurang lebih 10 hari. Nama programnya saat itu adalah “Sekolah Kebangsaan”.

"Waktu itu berhasil. Sepulang dari sana anak-anak itu langsung menangis sampai mencium kaki ibunya. Ibunya juga kaget, seumur-umur enggak pernah kayak gitu," kata Eri dikutip dari Kantor Berita RMOLJatim, Senin, 9 Juni 2025.

Namun, ujar Wali Kota Eri, perubahan sikap anak-anak itu ternyata tidak berlangsung lama. Sekitar tiga bulan setelah mengikuti Sekolah Kebangsaan, beberapa anak kembali ikut tawuran dan kembali terjaring.

“Setelah didalami, ada masalah besar yang harusnya diselesaikan dulu. Anak-anak ini kambuh ikut tawuran karena kurang perhatian dari orang tuanya. Kenakalan remaja itu akibat ekosistem sosial lingkungan anak tersebut," bebernya.

Faktor ekonomi keluarga turut memberi andil atas kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya. Hingga akhirnya orang tua terpaksa bekerja sampai malam, demi menghidupi keluarganya.

Dari sanalah, Pemkot Surabaya kemudian berupaya memformulasikan kebijakan untuk mendidik anak-anak tersebut. Ia menegaskan, pendidikan berbasis asrama adalah solusi yang paling tepat untuk mengatasi masalah ini.

"Pagi sampai siang anak-anak ini sekolah, pulang sekolah mereka kembali ke asrama. Di asrama kami beri kesibukan dan diarahkan mulai wirausaha sampai olahraga. Mereka juga tetap dapat wawasan kebangsaan dan kedisiplinan, Polri-TNI kami undang ke asrama untuk mengajar. Semuanya gratis," terangnya.

Ilmu kedisiplinan dan kebangsaan didapat melalui pengajar TNI-Polri, keilmuannya didapat di sekolah, dan keterampilan hidup didapat dari berbagai materi selama di asrama. 

“Tentu juga ada aspek religius sesuai masing-masing agama. Anak itu di asrama sampai lulus sekolah. Jadi lulus nanti insyaallah sudah punya bekal, dan tak kembali lagi tawuran atau kecanduan ngelem,” imbuh Wali Kota Eri. rmol news logo article
EDITOR: DIKI TRIANTO

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA