Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Firli Bahuri: Pemikiran R.A Kartini Sejalan dengan Pandangan KPK

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Jumat, 21 April 2023, 04:57 WIB
Firli Bahuri: Pemikiran R.A Kartini Sejalan dengan Pandangan KPK
Ketua KPK RI Firli Bahuri/Net
rmol news logo Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mencurahkan ide gagasanya dalam momentum Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April.

“Hari Kartini yang kita peringati dalam suasana bulan suci ramadhan pada tahun ini, tentunya lebih memberikan arti tentang sosok religi seorang R.A Kartini, yang sejatinya senantiasa menjadi suri tauladan baik bagi hidup kehidupan segenap anak bangsa di republik ini,” kata Firli dalam keterangan tertulis, Jumat (21/4).

Menurut Firli, R.A Kartini adalah salah salah satu tokoh penting yang tak dapat dipungkiri dalam dinamika kehidupan intelektual pada masa itu.

Kartini, kata Firli, merupakan simbol kebangkitan dan emansipasi wanita Indonesia dari belenggu tradisi paternalistis. Dimana pandangannya juga mampu membuka lebar sempitnya sudut pandang masyarakat terhadap agama kala itu.

Sebagai perempuan yang lahir dan besar di keluarga Islam yang taat, Kartini ternyata memiliki pemikiran yang sangat jernih mengenai agama islam yang dianutnya.

Hal ini dapat kita lihat dari guratan Kartini, yang dituliskan kepada sahabat penanya Estella Zeehandelar, di Belanda, dimana Kartini muda menceritakan keresahan hatinya terkait kurang tepatnya penafsiran agama dalam kehidupan masyarakat pada zamannya.

“Disini orang diajari membaca Quran, tetapi tidak mengerti apa yang dibacanya. Samalah halnya seperti engkau mengajar saya membaca buku bahasa Inggris dan saya harus hafal seluruhnya, tanpa kamu terangkan arti kata sepatah pun dalam buku itu kepada saya,” tulis R.A Kartini dalam lembaran surat yang diterima sahabatnya Estella Zeehandelar.

Bagi Firli, pemikiran Kartini sejatinya sejalan dengan pandangan KPK RI, jika di persepsikan pada sisi upaya pemberantasan korupsi yang telah berurat akar di negeri ini. Kata Firli, masih banyak yang memandang keberhasilan pemberantasan korupsi, dapat dilihat dari intensitas atau tingginya volume tertangkapnya tersangka pelaku tindak pidana korupsi oleh KPK.

Padalah sejatinya, pengentasan korupsi tidak hanya mengedepankan penindakan semata, tetapi juga pencegahan korupsi dan pendidikan antikorupsi.

“Membangun orkestrasi pemberantasan korupsi dimana seluruh eksponen bangsa termasuk kartini-kartini muda zaman now, merupakan langkah efektif dan komperehensif sebagai cara efektif untuk pemberantasan korupsi,” ujar Firli.

“Strategi pemberantasan korupsi yang mendasar, sistemik, dan holistik serta terintegrasi, adalah cara yang efektif dalam menangani korupsi di republik ini,” kata dia lagi.

Dengan menauladani Kartini, KPK memiliki pandangan bahwasanya pemberantasan korupsi memerlukan rasionalitas, kalkulatif, terukur secara matematis, sehingga dapat dijelaskan berdasarkan kerangka teoritis dan aplikasi teknis.

“Dengan kata lain, upaya penanganan korupsi adalah sesuatu yang sifatnya nyata, bukan utopia apalagi hanya mengejar sensasi semata,” ujar dia.

Namun kata Firli,  tak tertutup kemungkinan terdapat kekeliruan terkait beberapa konsepsi pemberantasan korupsi di masa lalu, yang dimasa kini telah menjadi persepsi publik, salah satunya penindakan yang dipahami sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi.

Jika perjuangan Kartini dalam mengentaskan budaya dan tradisi paternalistis memerlukan dukungan seluruh elemen bangsa di negara ini, KPK juga mendambakan orkestrasi menyeluruh untuk menyelaraskan syair dan simfoni pemberantasan korupsi, agar efektif, tepat, cepat, terukur dan efisien untuk mencabut jantung hingga akar korupsi dari NKRI.

Sekali lagi KPK sangat berharap dukungan dari masyarakat sipil, media massa dan media sosial agar tidak hanya membantu tetapi mengambil bagian di dalam orkestra ini. Saya yakin, semakin banyak yang terlibat tentu semakin indah dan dahsyat melodi yang telantun dalam orkestra pemberantasan korupsi.

“Perlu dicatat, sosok R.A Kartini yang kita kenal sebagai pahlawan nasional sekaligus tokoh emansipasi perempuan Indonesia, ternyata memiliki perhatian khusus terhadap persoalan korupsi yang terjadi pada zamannya,” beber Firli.

Kegelisahan Kartini, akan bahaya korupsi yang perlahan mulai dianggap budaya oleh anak bangsa, jelas terlihat dari guratan pena dalam surat yang Kartini kirim kepada Estella Zeehandelar, sahabat penanya di Belanda. Dalam lembaran kertas itulah, tersirat betapa bencinya R.A Kartini hingga mengutuk praktik korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara ketika itu.

"Kejahatan yang memang ada atau lebih baik yang merajalela ialah hal menerima hadiah yang saya anggap sama jahat dan hinanya dengan merampas barang-barang milik rakyat kecil," ungkap Kartini dalam suratnya itu kepada Estella Zeehandelar.

Wajar dan memang sangat beralasan jika Kartini kala itu, sangat gelisah melihat semakin menjamurnya korupsi di tanah air, mengingat kejahatan kemanusiaan ini bukan sekedar merugikan keuangan atau perekonomian negara semata.

Korupsi dapat merusak akal sehat, jiwa dan mental pelakunya, mudah menular serta memapar orang-orang yang minim integritas, defisit moral dan akhlak, hingga pada akhirnya dapat merusak bahkan menggagalkan tujuan bernegara suatu bangsa.

Oleh karenanya, menurut Firli, jika melihat fakta tersebut maka jelas wanita yang memiliki watak serta kepribadian seperti R.A Kartini, memiliki andil yang sangat besar dalam membentuk, menentukan arah, tujuan dan masa depan bangsa.

“Mengingat dari rahim mereka lah, akan lahir calon-calon generasi penerus serta pemimpin antikorupsi di negeri ini,” kata Firli.

Karena, sosok dan watak seperti Kartini, tidak hanya sekedar melahirkan atau memenuhi kebutuhan jasmani anak-anaknya, wanita yang memiliki ruh Kartini tentunya akan senantiasa mengisi rohani buah hatinya, dengan nilai-nilai ketuhanan, agama, moral, etika, kesederhanaan dan kejujuran dalam proses 'asah asih dan asuh' sang buah hati.

“Masa depan suatu bangsa, sebagian besar terletak pada kaum perempuan, karena peran ibu sangat penting dalam mendidik dan membentuk karakter seorang anak menjadi kuat, disiplin, jujur serta ber-ahlak mulia, yang ke depan akan menjadi pemimpin bangsa,” kata Firli mengingatkan.

Karena dalam ajaran Islam, Rasulullah SAW memiliki pandangan bahwasanya wanita adalah sosok di balik hebat suatu bangsa di di dunia.  Andil besar kaum hawa bagi kemajuan suatu bangsa dan negara, juga banyak dimuat serta di ajarkan oleh seluruh agama dan aliran kepercayaan yang diakui oleh umat manusia di dunia.

Melihat hebatnya R.A Kartini, catatan kelam sejarah hingga kondisi beberapa negara karena korupsi dan andil serta peran nyata kaum hawa bagi peradaban bangsa, jelas KPK membutuhkan sumbangsih wanita, dalam segenap upaya pemberantasan korupsi yang telah berurat akar di republik ini.

Firli bersyukur tidak sedikit wanita antikorupsi yang berani memilih menantang perilaku koruptif serta kejahatan korupsi, meski teman, sahabat, bahkan saudara atau anggota keluarganya sendiri, terlibat dalam kejahatan kemanusiaan ini.

“Banyak kaum hawa yang ingin terlibat dalam upaya pemberantasan korupsi bersama KPK besama eksponen-eksponen bangsa antikorupsi yang dapat dilihat dari semakin tingginya animo Kartini-kartini tanah air sebagai agen pembangun budaya antikorupsi,” ujar dia.

Firli membeberkan, berbagai latar belakang mulai dari ibu rumah tangga, pedagang, guru, abdi negara, wanita karir di pemerintahan atau swasta, hingga istri-istri pejabat negara, KPK mengajak dalam program Paku Integritas yang dilaksanakan pada 10 Kementerian/Kembaga dan Tahun 2022 ini kepada 20 Kementerian/Lembaga, dengan melibatkan para istri pejabat Kementerian/Lembaga tersebut.

Program Paku Integritas merupakan salah satu program unggulan KPK  juga akan dilanjutkan di tahun 2023 dengan melibatkan 6 Kementerian/Lembaga, 36 penjabat gubernur, bupati dan walikota yang menitiberatkan pada peningkatan nilai nilai integritas kepada Penyelenggara Negara akan dimulai pada bulan Mei 2023.

Tidak hanya sebatas itu, KPK juga akan melibatkan para istri Gubernur, PLT Kepala Daerah untuk mengikuti Program Paku Integriras. Hal ini mendapat dukungan dan sambutan hangat karena kita memiliki satu visi serta satu misi yang sama, yakni NKRI harus bebas dan bersih dari kejahatan korupsi.

Menanamkan dan mengajarkan budaya antikorupsi sedari dini dalam keluarga, berani mengingatkan teman, sahabat saudara hingga suami agar tidak coba-coba korupsi, menerapkan perilaku jujur dan hidup sederhana adalah contoh hal-hal kecil yang biasa dilakukan oleh agen-agen Pembangun Integritas di lingkungan keluarga dalam kesehariannya.

Apa yang dilakukan oleh agen-agen pembangun Integritas ini tentunya akan membentuk cluster-cluster antikorupsi di penjuru negeri,
sehingga dapat mengakselerasi pergeseran budaya korupsi menjadi antikorupsi, dan menjadi trend atau gaya hidup bangsa di republik ini.

“R.A Kartini bukan sekadar isu emansipasi, tapi juga pendidikan anak-anak di dalam rumah untuk hal-hal baik, penamaman nilai antikorupsi. Saya ingin suatu waktu indonesia mengatakan bahwa korupsi itu hal sesuatu masa lalu dan kita akan hidup dalam budaya dunia yang bebas dari korupsi,” demikian Firli Bahuri. rmol news logo article
EDITOR: IDHAM ANHARI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA