Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengatakan, cara itu dilakukan, agar TPS mampu menampung sampah dengan kapasitas maksimal saat libur hari H dan H+1 Lebaran.
Selain itu, agar kondisi lingkungan sekitar TPS tetap nyaman, tidak bau menyengat, serta menghindari berkembangnya lalat dan vektor penyakit lainnya.
“Jika lebih dari 3 hari berdiam di TPS, sampah mulai membusuk dan membuat tidak nyaman lingkungan. Kita hindari itu,†kata Asep, lewat keterangan tertulisnya, Minggu (16/4).
Tahun ini, lanjut dia, puncak tonase penanganan sampah diperkirakan terjadi pada H+7, H+8, dan H+9, setelah itu kembali ke rata-rata, normal. Dinas Lingkungan Hidup sudah melakukan antisipasi peningkatan tonase.
"Berdasar pengalaman tahun-tahun sebelumnya, jadi kami sudah mengantisipasi. H+7 sampai H+9 operasional pengangkutan sampah akan sangat optimal," jelas Asep.
Dijelaskan juga, TPST Bantargebang, tempat diprosesnya sampah Jakarta, tetap beroperasi 24 jam selama libur dan cuti bersama. Ada 250 personel ditugaskan piket di tempat pengelolaan sampah TPST Bantargebang selama libur Lebaran.
Berdasar data Dinas Lingkungan Hidup, berat sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang pada kondisi normal berkisar 7.400 - 7.700 ton per hari dengan 1.300 - 1.400 rit truk sampah.
BERITA TERKAIT: