Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya memvonis bebas AKP Bambang Sidik Achmadi yang merupakan mantan Kasat Samapta Polres Malang dan mantan Kabag Ops Polres Malang, Kompol Wahyu Setyo Pranoto.
Sementara itu, AKP Hasdarmawan divonis 1 tahun 6 bulan penjara. Dalam putusannya, hakim menilai Hasdarmawan melanggar Pasal 359 KUHP yang menyebabkan mati atau luka-luka disebabkan kealpaan.
Merespons putusan tersebut, orang tua almarhum Andik Purwanto, Yulia Fitriani, yang menjadi salah satu korban Tragedi Kanjuruhan mengaku menerima dan tidak akan mempermasalahkan.
"Saya sudah mengikhlaskan kepergian anak saya. Biarkan arwahnya tenang dan saya menerima apapun yang menjadi keputusan hakim. Saya juga tidak akan mengikuti jika ada ajakan aksi," kata Yulia Fitriani, dikutip
Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (16/3).
Saat ini, lanjut Fitri, dirinya memilih fokus pada keluarga dan menata kehidupan ke depan agar semakin baik.
"Masih banyak yang harus dilakukan untuk melangkah ke depan. Biarkan yang terjadi berlalu," tutur Yulia.
Selain kepada aparat kepolisian, Majelis Hakim PN Surabaya telah menjatuhkan vonis 1 tahun penjara pada Security Officer Arema FC, Suko Sutrisno. Ia dianggap terbukti bersalah dalam Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang.
Putusan tersebut lebih rendah dibanding tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) agar terdakwa divonis 6 tahun 8 bulan penjara.
Sementara Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC, Abdul Haris, divonis 1 tahun 6 bulan pidana penjara. Terdakwa dinilai bersalah karena kealpaan yang menyebabkan kematian atau luka-luka.
BERITA TERKAIT: