Dalam kunjungan tersebut, Syahrul menjamin stok beras nasional aman hingga Lebaran lantaran panen raya di sejumlah daerah sedang berjalan.
Untuk menunjukkan bahwa beras aman, Syahrul menyaksikan 21 truk berisi 494 ton beras yang terparkir di Pasar Induk Beras Cipinang.
Ratusan ton beras serta kunjungan Syahrul Yasin Limpo itu menuai polemik di kalangan pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang.
"Itu beras dari seorang pengusaha, dari Palembang," kata Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang Zulkifli Rasyid dikutip
Kantor Berita RMOLJakarta, Rabu (8/2).
Zulkifli mengatakan, kunjungan Syahrul tersebut telah dipersiapkan oleh seorang pengusaha untuk menunjukkan bahwa stok beras aman. Padahal, kata dia, faktanya stok beras nasional sedang seret.
"Saya harap menteri jangan membuat pencitraan di saat beras kurang," kata Zulkifli.
Seharusnya, kata Zulkifli, seorang pejabat mesti turun ke banyak lapangan mendengarkan dari para petani agar mengetahui fakta sesungguhnya. Di lapangan, kata dia, banyak petani gagal panen karena beberapa faktor.
"Petani di beberapa daerah gagal panen karena banjir," kata Zulkifli.
Selain karena banjir, panen raya tahun ini juga berkurang. Menurutnya, stok beras nasional kurang karena panen tahun ini tidak maksimal lantaran efek dari kelangkaan pupuk.
Karena berbagai faktor itu, kata Zulkifli lagi, membuat kelangkaan beras.
"Kenapa saya bilang langka karena harganya Rp 11.700 per kilogram. Jauh di atas harga eceran tertinggi beras medium sebesar Rp 9.450," kata Zulkifli.
"Kalau enggak langka enggak mungkin segitu harganya. Itu kan logika ekonomi, logika pasar," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: