Hal itu disampaikan Project Manager Bidang Industri Kreatif PMI, Aksamina Woisiri, saat mendampingi Deputi IV Bidang Intelijen Ekonomi BIN, Made Kartikajaya, yang juga Pembina PMI, dalam peninjauan persiapan peresmian gedung PYCH yang berlokasi di Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua.
"Kami selesai melaksanakan rapat dengan Pak Deputi IV, Pak Made Kartikajaya membahas beberapa persiapan menjelang peresmian gedung PYCH," kata Aksamina dalam keterangannya, Selasa (7/2).
Aksamina menyebutkan, gedung PYCH akan dihiasai sejumlah ornamen khas Papua di antaranya patung kayu. Lalu, gedung ini juga dilengkapi dengan sejumlah fasilitas, di antaranya lapangan futsal dengan rumput sintetis dan lapangan basket.
"Ada ornamen-ornamen khas Papua untuk tiang-tiangnya juga. Terus juga ada ruang buat podcast, ruang musik juga," tuturnya.
Selain itu, Aksamina mengungkapkan PMI akan memperkenalkan sejumlah aplikasi yang bermanfaat untuk masyarakat, khususnya anak muda, di antaranya aplikasi Containder, yaitu aplikasi untuk pengelolaan sampah berbasis digital.
Lalu, aplikasi Tabea yang digunakan untuk mahasiswa agar mudah dalam mencari beasiswa. Kemudian aplikasi MTN (Manajemen Talenta Papua) yang mengintegrasikan semua talenta-talenta muda di Papua.
"Ada juga aplikasi Sindi, yaitu aplikasi yang dikaitkan dengan Bapenas untuk keluhan dari masyarakat," katanya.
Adapun gedung PYCH, memiliki gedung utama yang terdiri dari dua lantai, dan dua gedung asrama. Terdapat dua gedung asrama yang terdiri dari 46 kamar dengan fasilitas tempat tidur lengkap, lemari, kamar mandi di dalam dan lainnya. Setiap kamar berkapasitas dua orang.
Gedung ini mengadopsi konsep
green building yang memanfaatkan energi alam, seperti pencahayaan dan angin. Sehingga, gedung PYCH ini kalau siang tanpa lampu masih cukup terang.
Di sisi lain, desain arsitektur atap gedung utamanya terinspirasi dari rumah adat masyarakat Kota Jayapura dan Wamena, yakni atap Honai dan atap Kariwari.
BERITA TERKAIT: