“Untuk menanggapi protes, kita ajak warga untuk melakukan penelusuran dan pengecekan langsung ke titik-titik aliran yang menuju hilir. Inilah faktor utama yang menyebabkan areal pesawahan warga ini kebanjiran. Selain dangkal, banyak tumbuh enceng gondok, dan banyak sampah juga,†kata Staf Humas PT PP Tol Semarang-Demak, Amru Kaisa, Jumat siang (11/3).
Didampingi petugas Polsek Karangtengah, Petugas PT PP bersama warga melakukan pengecekan di tiga titik saluran yang dinilai menghambat aliran air menuju hilir.
Titik yang menghambat aliran air itu berdampak terhadap lebih dari 100 hektar areal pesawahan warga di empat desa di Kecamatan Karangtengah kebanjiran dan tidak dapat ditanami.
Melihat kondisi di lapangan tersebut, salah seorang warga Klitih, Maftukhah, berharap ada tindakan dari pemerintah untuk segera menormalisasi sungai.
“Sebelumnya saya minta maaf telah menyalahkan proyek jalan tol menjadi penyebab sawah kami kebanjiran. Ternyata karena sungai dangkal dan penuh enceng gondok yang jadi penyebab utamanya," ujar Maftukhah.
"Tolong Pak Ganjar (Pranowo), sentil itu BPWS untuk menormalisasi sungai. Kami warga sudah dua tahun tidak dapat tanam maupun panen, padahal setiap tahun bayar pajak,†imbuhnya.
Sementara itu, warga Desa Dukun, Sri Murti, selain meminta untuk dibangun saluran air, ia juga berharap adanya penanganan cepat terkait normalisasi agar air yang membanjiri sawah-sawah segera keluar.
"Kami minta langsung kepada Pak Gubernur Ganjar, agar memerintahkan pihak BPWS untuk segera menangani. Karena kami kira sawah kami kebanjiran itu karena sepenuhnya dampak proyek tol,†tambah Sri Murti.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: