Sales Marketing Manager D'Emmrick Hotel Salatiga, Martinus Budi mengaku, banyak calon tamu yang membatalkan reservasinya.
"Hingga saat ini, ada beberapa tamu yang mengubah tanggal reservasi. Rata-rata karena pada tidak berani melanggar peraturan," kata Martinus Budi diberitakan
Kantor Berita RMOLJateng, Minggu (7/2).
Sejak Sabtu (6/2) ke Minggu (7/2), okupansi hanya sekitar 30 persen saja. Sehingga, perkiraan dari tamu yang
pending untuk waktu menginapnya bisa dianggap 30% '
revenue' itu.
"Sementara ini hanya dari
revenue yang bisa nutup untuk operasional," lanjutnya.
Hal serupa juga diungkapkan Marcomm Grand Wahid Hotel Salatiga, Doddy Rummata. Dia mengaku kondisi di hotel bintang lima itu justru sudah mengalami penurunan sejak Januari 2021.
"Apalagi ini
weekend, biasanya 50-60% ini cuma 10-20%. Dari Januari malah sudah
down," papar Doddy Rummata.
Adanya tamu yang membatalkan dari luar kota menambah parah kondisi okupansi. Sehingga, jika di hitung dari okupansi per bulan tidak untung.
"Tapi, rugi juga tidak, sementara masih bisa berjalan. Karena kita masih ada pemasukan dari
delivery resto, karaoke, gym,
swimming," ungkapnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: