Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Terlalu Mahal, Tiket Feri Sabang-Banda Aceh Harus Diturunkan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Minggu, 12 Juli 2020, 02:29 WIB
Terlalu Mahal, Tiket Feri Sabang-Banda Aceh Harus Diturunkan
Kapal feri yang melayani penyeberangan orang, kendaraan dan barang, dari dan ke Sabang/RMOLAceh
rmol news logo Harga tiket pelayaran antara Sabang-Banda Aceh dinilai masih terlalu mahal. Baik itu menggunakan kapal feri atau kapal cepat.

Demikian disampaikan Pengamat Kebijakan Publik, Sofyan M Saleh. Menurut Sofyan, dengan ongkos yang lebih rendah, pemerintah masih mendapatkan keuntungan dari lalu lintas penduduk antara Banda Aceh-Sabang.

“Tarif transportasi laut di Pelabuhan Ulee lhee, Kota Banda Aceh ke Balohan, Sabang, perlu dikaji ulang,” kata Sofyan, Sabtu (11/7), dilansir Kantor Berita RMOLAceh.

Sebagai informasi, perjalanan dari Pelabuhan Ulee Lhee ke Balohan berjarak 16 mil laut. Jarak ini ditempuh sekitar 3 jam menggunakan kapal feri dan sekitar 45 menit menggunakan kapal cepat.

Tarif untuk satu penumpang dalam sekali pelayaran kapal feri mencapai Rp 31 ribu. Sementara untuk penumpang kapal cepat bervariasi, dari Rp 65 ribu sampai Rp 80 ribu.

Tarif ini, kata Sofyan, harusnya disubsidi oleh pemerintah. Khususnya untuk para penumpang kapal feri atau kapal lambat. Sehingga para penumpang, yang umumnya berasal dari kelompok menengah ke bawah, bisa lebih menghemat pengeluaran.

Apalagi, berdasarkan penelitian tiga mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Arini, Renni Anggraini, Muhammad Isya) yang diterbitkan dalam Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan tentang kemampuan membayar tarif kapal cepat dan kapal lambat dari dan ke Sabang pada 2018, menyebut tarif dua jenis kapal yang berlayar dari Banda Aceh ke Sabang dan sebaliknya harus dijual lebih murah.

Hasil perhitungan nilai kemampuan membayar (ability to pay) tarif kapal cepat sekitar Rp 42 ribu dari harga Rp 80 ribu dengan tarif ideal sekitar Rp 56 ribu. Sementara untuk kapal lambat, rata-rata kemampuan masyarakat membeli tiket hanya dengan harga sekitar Rp 16 ribu dari tarif ideal hanya sekitar Rp 22 ribu.

Dalam penelitian itu diungkapkan bahwa penentuan tarif angkutan dilakukan tanpa memperhatikan kemampuan masyarakat. Padahal pengguna moda transportasi ini tidak memiliki alternatif lain sebagai alat mobilitas mereka.

Pemerintah setempat diharapkan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dalam menetapkan harga tiket. Tidak hanya bagi warga Sabang, hal ini juga harus diberlakukan terhadap para pengunjung ke Sabang. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA