Budidaya ayam petelur yang dikembangkan warga binaan, Lapas Terbuka II B di Desa Wonosari Kecamatan Patebon Kendal ini, masih mampu memenuhi kebutuhan telur untuk lapas dan warga sekitar.
Kepala Lapas Terbuka kelas II B Kendal, Rus Dedi mengatakan, saat ini baru bisa menghasilkan 17 kg telur ayam sehari dari budidaya 460 ekor ayam petelur.
"Sekarang ini jumlahnya baru 460 ekor ditambah hari ini 2 ribu ekor. Tahun ini kita targetkan memelihara 10 ribu ekor," katanya di sela-sela peresmian kandang ayam petelur pembinaan kemandirian lapas produktif Kendal, Selasa (28/4).
Dijelaskan Rus Dedi, kandang yang bisa menampung dua ribu ekor ayam petelur telah disiapkan untuk meningkatkan produksi hingga dua ribu butir perharinya.
"Adanya produksi tambahan dua ribu ayam petelur diharapkan bisa memasok kebutuhan telur ayam untuk warga binaan lapas se-karisidenan Semarang," tambahnya dilansir dari
Kantor Berita RMOLJateng.
Sementara itu Kepala Divisi Pemasyarakatan, Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah, Marasidin Siregar mengatakan, masa pandemik Covid-19 jumlah warga binaan yang budidaya telur di lapas terbuka berkurang.
"Untuk tetap mempertahankan hasil produksi telur, pegawai Lapas disiapkan untuk mengelola budidaya ini. Setelah pandemi covid berakhir dan warga binaan yang ada di lapas terbuka ini bertambah bisa menjadi instruktur budidaya," katanya.
Menurut Marasidin pemberian bekal kepada warga binaan bertujuan agar setelah bebas para napi bisa usaha mandiri. Sebab selama di lapas terbuka mereka sudah punya bekal memelihara ayam atau bercocok tanam.
"Saya berharap hasil produksi telur Lapas Terbuka Kendal ini nantinya mampu memasok kebutuhan telur seluruh lapas se-Jateng," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: