Sudah seminggu Kota Samarinda dilanda banjir akibat curah hujan yang cukup deras. Padi yang telah ditanam pada bulan November dan Desember sudah hampir panen. Karena adanya luapan air dari waduk Benanga, membuat sawah-sawah seluas 300 hektar terendam banjir dengan ketinggian air sekitar 1 sampai 2 meter.
Banjir membuat petani merugi hingga ratusan juta rupiah. Jarak Bendungan Benanga dan sawah berkisar dua kilometer. Jika aliran normal, bendungan itu menyuplai air melalui irigasi persawahan.
Panen yang biasanya empat bulan sekali, kali ini terpaksa gagal karena banjir yang telah berlangsung selama seminggu. Walau bukan hal baru, kondisi ini tetap membuat para petani resah.
Menurut petani, sedimentasi di bendungan Benanga sudah sangat parah. Setiap kali hujan deras dengan durasi waktu yang cukup panjang bendungan kerap meluap. Tapi saat musim panas stok air di bendungan justru minim.
Asisten I Setkot Samarinda Tedjo Sutarnoto mengatakan akan mengatasi permasalahan itu. Masalah yang ditimbulkan bencana banjir kali ini akan dicarikan solusi. Saat ini pihaknya masih fokus mengurus korban terdampak banjir yang dievakuasi di masjid-masjid dan posko-posko untuk mendapat bantuan segera.
"Segera kita carikan solusi soal sawah petani. Saat ini kita fokus alokasi bantuan," teragnya kepada media.
Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Veridiana Huraq Wang, menjelaskan dalam keterangannya, pemerintah sudah mengupayakan hal-hal yang terkait dengan banjir, dengan melebarkan drainase, meninggikan jalan lingkungan dan lain-lain.
Terkait gagal panen, Pemerintah menurutnya harus segera menyiapkan atau mendatangkan stok pangan baik beras maupun sayuran.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.