Begitu tegas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat Pencanangan Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS) bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya Bakar, di Persemaian Permanen Purwakarta, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Cimanuk Citanduy, di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang, Sabtu (29/12).
"Saya kira, ilmu ada, anggaran bukan masalah. Kuncinya kepemimpinan, kekompakan, persatuan, supaya satu komando dalam mengurus Citarum," jelas pria yang akrab disapa Emil itu seperti diberitakan
Kantor Berita RMOLJabar.
Pada tahun 2009, terangnya, Pemerintah Indonesia sudah mengidentifikasi 108 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dinilai kritis. Namun, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka menengah (RPJMN) 2015-2019, pemerintah memprioritaskan 15 DAS prioritas yang akan dipulihkan terlebih dahulu.
Dari 15 DAS yang menjadi prioritas untuk dipulihkan, enam DAS di antaranya berada di Pulau Jawa, yakni Citarum, Ciliwung, Cisadane, Serayu, Bengawan Solo, dan Brantas.
Sisanya tersebar di Pulau Sumatera meliputi DAS Asahan Toba, Siak, Musi, Way Sekampung, dan Way Seputih; DAS Moyo di Nusa Tenggara Barat; DAS Kapuas di Pulau Kalimantan; serta DAS Jeneberang dan Saddang di Pulau Sulawesi.
Di Jawa Barat, lanjut Emil, Citarum, Ciliwung, Cisadane jadi DAS yang masalah pembenahannya ada di wilayah kepemimpinannya.
Maka sebagai Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Citarum, Emil mengundang berbagai pihak untuk berkontribusi dalam Citarum Expo yang akan digelar Januari 2019 nanti.
"Saya punya target lima tahun benahi Citarum. Semoga dengan kebersamaan, Citarum bisa kembali bermartabat," tambahnya.
[ian]
BERITA TERKAIT: