Hal ini diketahui dari
Flight data recorder (FDR) yang sudah dianalisa Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"
Digital flight data recorder (DFDR) merekam adanya perbedaan antara AoA (
Angle of Attack) kiri dan kanan sekitar 20 derajat. Terjadi terus-menerus sampai akhir rekaman," kata kata Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo, Rabu (27/11).
"Sesaat pesawat udara sebelum lepas landas,
stick shaker pada
control column sebelah kiri aktif dan terjadi pada hampir seluruh penerbangan," sambung Nurcahyo.
Pada saat terbang, kopilot
(second in command-SIC) sempat bertanya kepada petugas Air Traffic Control (ATC) guna memastikan ketinggian dan kecepatan pesawat yang ditampilkan di layar radar petugas ATC. Kopilot juga melapor mengalami
flight control problem kepada petugas ATC.
Saat terbang, pilot dan kopilot menaikkan
flaps pesawat.
Flaps adalah sirip sayap pesawat, permukaan berengsel di tepi belakang sayap.
Penyampaian KNKT ini merupakan laporan awal, yakni laporan yang didapatkan setelah 30 hari setelah kecelakaan. Laporan tersebut dinyatakan KNKT bukan merupakan kesimpulan tentang kecelakaan. [jto]
BERITA TERKAIT: