Niat Sejahterakan Gurunya Oke, Tapi Duitnya Darimana, Mikir..?

Jubir Prabowo Usulkan Gaji Guru Rp 20 Juta Perbulan

Kamis, 22 November 2018, 08:59 WIB
Niat Sejahterakan Gurunya Oke, Tapi Duitnya Darimana, Mikir..?
Foto/Net
rmol news logo Berbagai cara dilakukan capres dan cawapres untuk menggaet pemilih. Salah satunya janji-janji politik kepada masyarakat. Tentu janjinya harus realistis dan terukur.

Janji politik yang diungkapkan juru bi­cara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Mardani Ali Sera, akan memberikan gaji 20 juta perbulan ke guru menjadi bahan pergunjingan di media sosial. Usulan tersebut dianggap mengada-ada dan terlalu dipaksakan.

Terlepas terealisasi atau tidak, Mardani mengatakan, kenaikan gaji bagi guru akan mem­bangkitkan gairah dan kualitas pengajaran.

Mardani menjelaskan, guru yang bisa mendapatkan gaji 20 juta perbulan merupakan guru yang sudah profesional dan lulus dari berbagai hal.

"Angka Rp 20 juta itu sebagai efek kejut bahwa guru itu harus mendapat perhatian. Angka Rp 20 juta itu untuk guru profesional," ujarnya.

Tujuan kenaikan gaji itu, sambungnya, untuk lebih mengapresiasi guru. Dengan harapan menarik minat guru-guru terbaik untuk mengajar. "Harus mampu menarik minat guru-guru terbaik untuk mengajar di Indonesia," tuturnya.

Menanggapi usulan jubirnya itu, Sandiaga Uno mengatakan, pada prinsipnya kes­ejahteraan guru memang harus ditingkatkan. Namun, berapa kenaikan gajinya tentu perlu perhitungan matang. Jangan sampai kenaikan gaji guru memberatkan anggaran negara. "Kita lagi menghitung. Tapi pada kenyataannya, di DKI guru-guru yang memiliki tunjangan sertifikasi, tunjangan-tunjangan lain sudah mendapat pendapatan yang cukup lumayan," kata Sandiaga.

Baru muncul ke permukaan, usulan Mardani langsung menuai kritikan dan nyinyiran dari warganet. Ada yang beranggapan, usulan gaji 20 juta hanya angan-angan saja. "Uangnya darimana?" tanya Zaku123.

"Wah sontoloyo. Dia kira 20 juta pakai duit moyang? Katanya utang negara aja bejibun, eh ini malah bakal ngutang lagi gara-gara janji gaji naik 20 juta. Sontoloyo beneran," kritiknya tajam.

Hsj1 menilai, pernyataan Mardani soal gaji guru 20 juta perbulan hanya janji gombal. "Janji tinggal janji, masyarakat lelah dijanji­kan terus menerus," kritiknya.

Edi Bebe menyarankan, mengungkapkan janji politik harus realistis. Tidak serampan­gan. Karena janji akan ditagih. "Janjinya gampang saja. Menepatinya yang susah," katanya mengingatkan.

Agam Wijaya yakin, janji-janji seperti ini tidak akan berpengaruh terhadap masyarakat, apalagi kaum guru. Para guru cerdas menilai janji politik para pemimpinnya. "Obral janji demi untuk mencapai kekuasaan. Rakyat yang cerdas pasti bisa berpikir hanya janji atau bisa terbukti," imbuhnya.

Mochammad Slamet juga yakin rakyat Indonesia tidak akan terbuai janji semacam ini.

"Halaaaaah. Paling juga janji tinggal janji, udah jadi, lupa sama janji. Enak emang ting­gal ngomong doang," ujarnya dikuatkan oleh Karduser. "Janji ngibul lagi, dulu juga si Anies Baswedan waktu kampanye depan guru PAUD janji mensejahterakan guru, ternyata sudah jadi lupa," beber dia.

"Janji mau naikkan gaji guru 20 juta per bulan, ternyata omdo. Mana mau impor guru lagi dari luar negeri, gimana itung-itungannya. Timses yang sukses bikin malu capres dukungannya. Kelihatan banget nggak kompak, nggak nyambung. Jauh dibandingkan dengan yang No.1 Jokowi-MA, tidak ada 2-nya. Berani ambil keputusan berdasarkan hasil kalkulasi yang realistis sekaligus visioner," ucap I Wayan Mawardi.

Masih dengan narasi menyindir, Rizky Dwi Nanda mengungkapkan janji kubu Prabowo rasanya cuma menjanjikan rakyat kecil dengan hal yang mustahil. Dia mencontoh Jakarta dp 0% aja udah gagal total.

"Nipuin rakyat demi kedudukan. Yang jelas ajalah pak. Biar hutang, tapi negara maju dan utang dipakai untuk bidang usaha yang meng­hasilkan untuk pendapatan negara selain pajak. Jangka panjang juga. Sekarang mau buka usaha ya kudu ngutang buat modal."

Yang dikhawatirkan oleh Hendro Wibowo bukan hanya berefek terhadap keuangan negara tetapi juga akan menimbulkan gejolak di masyarakat.

"Gaji guru 20 juta, nanti buruh ikutan minta gaji 10 juta, perusahaan padat karya pada bangkrut akhirnya, investor kabur, dan 2030 Indonesia benar-benar bubar," duganya.

Senada, Araz Prasetya juga berpandan­gan jika benar gaji guru naik akan men­imbulkan ketimpangan buat guru swasta. "Kalau swasta digaji 20 juta juga berapa biaya pendidikan untuk anak yang sekolah swasta? Mau disubsidi juga sekolah swasta? Anggaran semakin bengkak! Gitu aja ga nyampe nalar /logikanya."

M. Anam menganggap jika usulan dari Mardani Ali Sera merupakan kesalahan yang cukup fatal karena Prabowo dicap sebagai capres yang tidak konsisten. "Team bikin blunder dan sering off side bahkan bikin gol bunuh diri," ujarnya.

"Yang kaya gini yang dimaksud Jokowi sontoloyo karena kasih janji angin surga gaji guru minimal 20 juta cuma php alias hoax karena ngga mungkin bisa dilakukan?" terang sehar arwana.

Sementara Rettasilalahi mengkritisi pernyataan Sandi yang ingin menghitung APBN. Katanya, Sandi tidak perlu menghitung. "Gak usah dikalkulatorin juga jelas gak cukup. Ngeles lagi dihitunglah, macamlah."

Mahmud pun gemas dengan sikap Sandi yang ngeles. Menurutnya, jika mempunyai program sedari awal harus dihitung terlebih dahulu. "Ngitung dulu baru ngomong ya? Ini malah ngomong dulu baru hitung," kri­tiknya.

Tak mau kalah, Pembela kebenaran juga mengucapkan sindirannya. "Baru dihitung kok sudah dipublikasikan, ini tim kampanye apaan. Dengan mudahnya memberi angin surga lalu diralat lagi. Ga bisa dipercaya," katanya jengkel.

Sekalipun banyak yang mengkritik, Jefri Yanto membela Mardani. Baginya, gaji guru harus dinaikan supaya kualitas pendidikan lebih maju.

Dia mencontohkan Malaysia dan Singapura yang pendidikannya maju karena gurunya sejahtera. "Bener juga kata bang Mardani. guru yang gajinya 20 juta itu yang profesional. dan bukan sembarang guru. Wajar saja. Lihat standar Singapura dan Malaysia. kita malu harusnya sebagai negara G 20 tapi gaji guru­nya kecil-kecil. Itu harapan yang bisa dicapai. Jangan pesimistis," tuntasnya.

@Bagong23543965 menyatakan, pada za­man Gus Dur pemerintah pernah naikan gaji PNS sebesar 250 persen atau 2,5 kali. "Banyak ditentang DPR, pengamat, termasuk dari Dirjen Kemenkeu, dasar Gus Dur tidak mau tau. Dia bilang pokok e gaji PNS harus lebih dari 1 jt (waktu gaji pns 200rb-700rb) dan benar ternyata negara kuat membayarnya," katanya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA