"Kami sudah bergabung sejak tanggal 30 Oktober 2018. Kami langsung bekerja dengan teman sejawat tim DVI Indonesia lainnya," kata salah seorang tim forensik TNI, Mayor Laut drg Muh.Arifin dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa (6/11).
Tim Forensik TNI yang dikirim ke RS Bhayangkara R. Said Sukanto terdiri dari 3 dokter gigi forensik dan 1 dokter forensik. Personel yang telah bergabung dengan Tim Forensik DVI (Disaster Victim Identification) Aircrash Lior Air tersebut adalah Letkol CKM drg. Tiwi Ambarwati (RSPAD Gatot Soebroto), Mayor Laut (K) drg. M. Arifin , Sp. Ort, Mayor Kes drg. Gunawan Raharjo (RS Dr. M. Hasan Toto Lanud ATS), dan dr. Purwanto Panji Sasongko (RSPAD Gatot Soebroto).
"Kami yang dokter gigi forensik membantu melakukan identifikasi korban di
Postmortem dengan memeriksa korban untuk mengumpulkan data
postmortem dilihat dari data gigi mereka, yang nantinya data yang didapat akan di bandingkan dengan data
antemortem yang didapat dari catatan gigi korban sewaktu masih hidup, yang biasanya kita minta dari dokter gigi yang merawatnya " tambah Arifin yang menekuni bidang forensik gigi ini.
Perlu diketahui bahwa gigi merupakan data primer selain sidik jari dan DNA, gigi mempunyai banyak kelebihan diantaranya adalah tahan terhadap panas sampai dengan 400 derajat celcius, tidak membusuk, dan tidak ada yang sama diantara manusia di dunia ini, hanya kemungkinan mendekati sama 1 banding 2 miliar orang, hal ini yang membuat gigi menjadi penting dalam proses identifikasi.
Kekurangannya adalah apabila korban tidak pernah ke dokter gigi sehingga tidak mempunyai catatan gigi atau dengan kata lain tidak mempunyai data antemortem, padahal data ini mutlak diperlukan dalam proses identifikasi bahkan tidak akan bisa teridentifikasi dari gigi apabila tidak ada catatan gigi atau
dental record-nya tidak ada, makanya sangat dianjurkan ke masyarakat luas untuk minimal pernah ke dokter gigi untuk dicatat giginya, sehingga akan memudahkan identifikasi apabila terkena bencana massal.
"Sedangkan untuk dokter forensik yang dikirim TNI membantu di ruang
postmortem untuk memeriksa data data medis pada korban dan membantu melakukan pengambilan sampel DNA untuk dilakukan pemeriksaan di DNA lebih lanjut," tutup Arifin.
[jto]
BERITA TERKAIT: