LION AIR JATUH

TNI Kirim Tim Forensik Bantu Polri

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sukardjito-1'>SUKARDJITO</a>
LAPORAN: SUKARDJITO
  • Selasa, 06 November 2018, 08:56 WIB
TNI Kirim Tim Forensik Bantu Polri
Korban Lion Air/Net
rmol news logo Guna mempercepat proses identifikasi korban jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP, penambahan personel kedokteran forensik dilakukan, termasuk dari tim forensik TNI.

"Kami sudah bergabung sejak tanggal 30 Oktober 2018. Kami langsung bekerja dengan teman sejawat tim DVI Indonesia lainnya," kata salah seorang tim forensik TNI, Mayor Laut drg Muh.Arifin dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa (6/11).

Tim  Forensik TNI yang dikirim ke RS Bhayangkara R. Said   Sukanto terdiri dari 3 dokter gigi forensik dan 1 dokter forensik.  Personel yang telah bergabung dengan Tim Forensik DVI (Disaster Victim Identification) Aircrash Lior Air  tersebut adalah Letkol CKM drg. Tiwi Ambarwati  (RSPAD Gatot Soebroto),  Mayor Laut (K) drg. M. Arifin , Sp. Ort, Mayor Kes drg. Gunawan Raharjo (RS Dr. M. Hasan Toto Lanud ATS), dan dr. Purwanto Panji Sasongko (RSPAD Gatot Soebroto).

"Kami yang dokter gigi forensik membantu melakukan identifikasi korban di Postmortem dengan memeriksa korban untuk mengumpulkan data postmortem dilihat dari data gigi mereka, yang nantinya data yang didapat akan di bandingkan dengan data antemortem yang didapat dari catatan gigi korban sewaktu masih hidup, yang biasanya kita minta dari dokter gigi yang merawatnya " tambah Arifin yang menekuni bidang forensik gigi ini.

Perlu diketahui bahwa gigi merupakan data primer selain sidik jari dan DNA, gigi mempunyai banyak kelebihan diantaranya adalah tahan terhadap panas sampai dengan 400 derajat celcius, tidak membusuk, dan tidak ada yang sama diantara manusia di dunia ini, hanya kemungkinan mendekati sama 1 banding 2 miliar orang, hal ini yang membuat gigi menjadi penting dalam proses identifikasi.

Kekurangannya adalah apabila korban tidak pernah ke dokter gigi sehingga tidak mempunyai catatan gigi atau dengan kata lain tidak mempunyai data antemortem, padahal data ini mutlak diperlukan dalam proses identifikasi bahkan tidak akan bisa teridentifikasi dari gigi apabila tidak ada catatan gigi atau dental record-nya tidak ada, makanya sangat dianjurkan ke masyarakat luas  untuk minimal pernah ke dokter gigi untuk dicatat giginya, sehingga akan memudahkan identifikasi apabila terkena bencana massal.

"Sedangkan untuk  dokter forensik yang dikirim TNI membantu di ruang postmortem untuk memeriksa data data medis pada korban dan membantu melakukan pengambilan sampel DNA untuk dilakukan pemeriksaan di DNA lebih lanjut," tutup Arifin. [jto]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA