Camat Kerambitan I Gede Sukanada menjelaskan bahwa wilayahnya merupakan habitat alami bagi spesies burung hantu atau tyto alba. Kehadiran burung hantu sangat bermanfaat bagi petani, sebab mereka merupakan predator murni hama tikus.
Sementara babi bali hitam adalah kuliner khas dari Kerambitan yang sudah dikembangkan melalui konsep pemberdayaan rumah tangga miskin, Unit Pengelola Kecamatan (UPK) Kerambitan.
“Untuk burung hantu kita punya tagline ‘Kerambitan, Rumah Ramah Untuk Tyto Alba’. Sementara kuliner babi bali hitam mengusung tagline ‘Nguling Celeng Bali, Jhon Son Biyang Sayu’,†jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Minggu (21/10).
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti yang meresmikan Festival Kerambitan mengaku bangga. Apalagi, tema umum yang diusung festival ini adalah ‘Yowana Masikian’ yang mempunyai arti harmoni di tanah penuh berkah.
Tema ini, kata Eka, mengangkat nilai-nilai dan kesadaran akan rasa kebersamaan sebagai kesatuan masyarakat yang utuh.
“Diharapkan warga bisa saling tolong menolong dalam membangun Kecamatan Kerambitan dengan segala potensi seni dan budayanya, sehingga dapat tumbuh menjadi destinasi wisata yang berkualitas,†jelasnya.
Bupati Eka ingin festival yang sudah kali keempat digelar ini bisa menjadi
trade mark Kerambitan dan bisa selalu ditampilkan setiap tahun.
“Kita ingin mengangkat seni dan budaya yang kita miliki dan memberikan yang terbaik untuk Tabanan," tukasnya.
Selain menampilkan seni dan budaya Bali, acara ini juga menghadirkan potensi kuliner khas dari 15 desa yang ada di kecamatan Kerambitan.
[ian]
BERITA TERKAIT: