Dia terkejut karena di sana, selain airnya sudah mencapai ketinggian 1 meter, mistar pengukur air justru dipasang di dinding-dinding gang. Padahal, seharusnya mistar air terpasang di pinggir sungai.
"Di dinding kampung jalanan itu ada mistar pengukur ketinggian air, saya sampai heran mistar pengukur ketinggian air itu harusnya ada di bendungan, sungai, pintu air kalau ini ada di gangnya itu ada mistar," tutur Anies di kawasan Glodok, Jakarta Barat, Jumat (16/2).
Dari penjelasan warga, Anies mengaku diberitahukan bahwa mistar itu sengaja dipasang disitu karena memang setiap tahun jika terjadi hujan lebat, kawasan tinggal mereka dilanda banjir.
"Itu (mistar pengukur air) sesuatu yang biasa anda lihat di pintu air, problemnya sudah bertahun-tahun," bebernya.
Tak hanya itu, Anies juga diberitahu baru dirinya gubernur yang pertama mengunjungi warga di situ.
"Baru pertama kali mereka pernah didatangi," kata Anies.
Ia pun berjanji meminimalisir banjir di pemukiman warga Rawa Terate. Salah satunya dengan inspeksi langsung ke pabrik-pabrik yang ada di wilayah tersebut.
"Jadi saya sampaikan masalahnya apa kepada warga, di tempat itu banyak pabrik dan kita akan langsung inspeksi apakah mereka menerapkan dan mentaati zero run off artinya air hujan turun ke lahannya tidak dialirkan keluar karena kampung-kampung sekitar mengalami kebanjiran," katanya.
Dari situ Anies lanjut inspeksi ke pabrik-pabrik sekitar Rawa Terate. Tadi pagi, kata Anies air di pemukiman warga sudah turun drastis.
"Jadi ada masalah itu dan kita langsung inspeksi, dan per tadi pagi Alhamdulillah tempat-tempat kemarin sempat mengalami ketinggian permukaan air sudah turun. Jadi kami pantau terus jam per jam bahkan kami monitoring sampai jam 4 pagi jam 5, 6 dan tadi pagi udah aman," klaim Anies.
[wid]
BERITA TERKAIT: