Proses pengundian dilaksanaÂkan di Ballroom Crown Victoria Hotel Tulungagung, kemarin. Pengundian ini dihadiri dua pasangan calon, Margiono-Eko Prisdianto diusung 9 partai sertapasangan petahana Syahri Mulyo-Maryoto diusung dua parpol.
Ketua KPUD Tulungagung, Suprihno mengatakan, proses pengundian nomor urut meruÂpakan salah satu tahapan harus dilakukan setelah penetapan paslon.
"Kemarin, kami sudah lakuÂkan sidang pleno terbuka dengan menetapkan dua pasangan dan sekarang penentuan pengundian serta pengumuman nomor urut. Kami sengaja menyandingkan kedua calon dalam satu meja, agar pilkada ini tetap damai," kata Suprihno, di Tulungagung, kemarin.
Proses pengundian dilakukan dua tahap, meliputi pengunÂdian nomor urut pengambilan serta pengundian nomor urut pasangan.
Pada pengambilan nomor urut pasangan, Margiono dapat kesempatan pertama, dan Syahri Mulyo kesempatan kedua. Hasilnya, Margiono bersama pasangannya Eko Prisdianto daÂpat nomor urut satu. Sedangkan petahana Syahri Mulyo-Maryoto Bhirowo nomor urut dua. Penetapan nomor urut itu disÂambut baik masing-masing kandidat.
Margiono berharap, nomor satu bisa jadi kepala daerah dan mampu mengemban amanat rakyat. "Nomor siji dadi, nomor siji nyawiji (nomor satu jaÂdi, nomor satu menyatu) dengan masyarakat, satu tujuan. Menurut saya ini nomor bagus, melambangkan persatuan dan kesatuan masyarakat," kata Margiono.
Margiono mengaku, akan mengikuti seluruh tahapan dan proses yang telah ditetapkan KPUD Tulungagung, serta meÂnyiapkan strategi pemenangan.
Terkait hal akan diberikan keÂpada Kabupaten Tulungagung, Margiono mengatakan perubaÂhan lebih baik. "Insya Allah Tulungagung berubah lebih baik," ujarnya.
Selama proses pilkada, Margiono berjanji, selalu menjunjung netralitas. Paslon yang diusung sembilan parpol yakni PKB, Golkar, Demokrat, Gerindra, Hanura, PKS, PAN, PPP dan PBB ini berjanji mengedepankan pilkada aman dan damai.
"Saya dan Pak Eko akan menjamin suasana pilkada berÂjalan aman dan damai," janji Margiono.
Sedangkan, Syahri Mulyo, bersyukur karena nomor urut dua itu sesuai dengan harapanÂnya, mengingat selama proses sosialisasi ia selalu menyampaiÂkan semangat dua periode.
"Ini merupakan harapan saya, simpatisan serta pendukung. Dalam sosialisasi sudah meÂnyampaikan salam dua jari, karena slogan kami teruskan dua periode," ujar Syahri.
Usai proses pengundian noÂmor urut, ratusan simpatisan dari kedua pasangan calon saling menyuarakan yel-yel di depan Gedung Victoria sambil memÂbawa poster bergambar paslon.
Sebelumnya, Margiono mengaku,tidak aktif lagi sebagai Ketua Umum PWI sejak resmi ditetapkan KPUD Tulungagung sebagai pasangan calon Bupati-Wakil Bupati, Senin (12/2) lalu.
Keputusan nonaktif itu, kata Margiono, diambil dalam rapat pleno PWI yang berlangsung berÂsama peringatan puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2018 di Padang.
Lalu, siapa yang mengganÂtikannya? Margiono menyebut nama Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat Sasongko Tedjo. Sesuai fatsun organisasi PWI, pengganti jabatan ketum nonaktif selalu ketua Bidang Organisasi.
Plt Ketua Umum PWI Pusat, Sasongko Tedjo mengaku bangÂga anggotanya maju pilkada. Karena itu merupakan bukti kepercayaan masyarakat.
"Wartawan dinilai mumpuni dan kredibel sehingga dicalonkan menjadi kepala daerah," kata Sasongko seusai bertemu Margiono di Tulungagung, kemarin.
Menurut Sasongko, sudah banyak wartawan, anggota PWI berhasil jadi bupati atau walikota seperti Rizal Efendi Walikota Balikpapan, Abdul Cholik Bupati Wonosobo dan Arief Afandi Wakil Walikota Surabaya.
Meski demikian, PWI seÂbagai organisasi profesi tak boleh terlibat dalam kontestasi politik apapun. Mereka yang ikut pilkada diminta nonaktif atau mengundurkan diri untuk menjaga netralitas dan marwah organisasi. ***
BERITA TERKAIT: