Realisasi tahap pertama kemitraan ini dibuktikan dengan pelaksanaan Kegiatan Tanam Raya Perdana kacang tanah di Desa Dander, Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur yang disaksikan langsung oleh Kepala Staf Presiden, Ketua Umum MUI KH Maruf Amin, Sudhamek AWS, Chairman Garuda Food Group.
Program ini menitikberatkan pada pemberdayaan ekonomi umat yang melibatkan banyak unsur, antara lain: Perhutani, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Tani, PT. Perkebunan Nusantara, organisasi kemasyarakatan (ormas) serta pondok–pondok pesantren, petani penggarap dan pihak swasta.
Komisaris GarudaFood Group Hartono mengatakan setelah beberapa bulan berjalan, kegiatan Tanam Raya Perdana Kacang Tanah tersebut telah bermetamorposa menjadi Kegiatan Panen Raya Perdana Kacang Tanah.
"Hasil panen dari total luas 6.5 hektar sebagai pilot project awal ini menghasilkan sekitar 3 ton/hektar kacang tanah yang sepenuhnya akan dipergunakan untuk bibit kacang tanah yang kemudian akan ditanam di lahan seluas 2.200 hektar dengan hasil kotor sekitar 18 juta rupiah/hektar/panen," kata Hartono kepada wartawan, Senin (5/2).
Beberapa tokoh ikut menghadiri Kegiatan Panen Raya Perdana Kacang Tanah tersebut antara lain Menteri Koperasi dan UKM RI Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Azrul Tanjung, Atmadja, Bupati Bojonegoro Suyoto dan Kadivre PT. Perhutani Jatim Sangudi Muhammad.
"Kemitraan ini memberikan kebermanfaatan tidak hanya untuk kami namun juga para Petani serta Santri, mereka mendapatkan ilmu dari pelatihan budidaya kacang tanah dan benih berkualitas yang kami berikan. Dan GarudaFood juga mendapatkan jaminan ketersediaan bahan baku kacang tanah," kata Hartono.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM,Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, mengatakan dengan adanya kemitraan ini kelompok usaha mikro, kecil dan menengah dapat terlibat langsung dalam rantai nilai usaha milik kelompok usaha besar yakni perusahaan seperti GarudaFood Group.
"Ini juga dapat turut membantu mengembangkan para petani dan santri sebagai pelaku UMKM ang akan menjadi sumber ekonomi baru di Indonesia. Mereka memiliki ketahanan ekonomi atau resiliensi yang tinggi, sehingga dapat menjadi penopang bagi stabilitas sistem keuangan dan perekonomian Indonesia. Pengembangan ekonomi umat harus digerakkan oleh seluruh pihak terkait," demikian Puspayoga.
[san]
BERITA TERKAIT: