Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, mengatakan, krisis air sudah berlangsung hampir dua pekan. Sementara, air irigasi dari Bendung Rentang tidak sampai ke Indramayu.
"Ini terjadi di Kecamatan Balongan, Juntinyuat, Karangampel dan Kedokanbunder. Umur tanaman padi di kecamatan-kecamatan itu rata-rata baru 10 sampai 20 hari," ucapnya saat dihubungi
RMOL Jabar, Rabu (24/5).
Tatang mengatakan, selama ini area sawah di kecamatan tersebut mendapatkan pengairan dari Saluran Induk (SI) Sindupraja, yang bersumber dari Bendung Rentang di Kabupaten Majalengka. Posisi daerah-daerah itu paling ujung dari layanan saluran irigasi.
Untuk mengatasi kekurangan air, para petani di sejumlah daerah terpaksa menyedot air dari saluran pembuangan untuk mengairi persawahan yang mengering.
"Kalau tidak segera diairi, tanaman padi bisa mati kekeringan," katanya.
Tatang mengakui, pompanisasi memaksa petani untuk merogoh kocek lebih dalam. Selain untuk membeli bensin sebagai bahan bakar mesin pompa, pengeluaran pun bertambah untuk membayar upah pekerja.
[ald]
BERITA TERKAIT: