Yaitu, tidak ada rencana pengeboman, alias tidak ada momentum dan target yang disasar.
"Ini improvisasi yang membingungkan, ambigu. Di taman itu kan tidak banyak orang," kata pengamat terorisme Al-Chaidar saat dihubungi redaksi, sesaat lalu.
Al-Chaidar menduga, pelaku menjalankan
amaliyah sesudah didesak pimpinannya. Sehingga dia melakukan aksi tanpa persiapan matang.
"Yang jelas (meledakkan bom) yang diluar kelompok mereka. Makanya di taman itu," sebut Al-Chaidar.
Teori pelaku teroris, lanjut Al-Chaidar, satu orang "mematikan" 10 orang atau minimal dua orang. Sedangkan ledakan bom di Taman Pandawa, tidak ada korban jiwa, baik dari pelaku atau pun warga.
Keanehan selanjutnya, tambah Al-Chaidar, sesudah meledakkan bom, pelaku bukannya melarikan diri ke tempat yang aman, malah bersembunyi di kantor milik pemerintah, Kantor Kelurahan Arjuna, yang berjarak 50 meter.
"Inikan aneh, dia mau menyerahkan diri," sebutnya.
Al-Chaidar membaca, aksi ini hanya ingin menunjukkan kepada siapa saja, bahwa mereka masih ada dan eksis, dengan memberi "efek teror".
[rus]
BERITA TERKAIT: