Pertama, di putaran kedua, mayoritas pendukung Anies memilih Agus jika Anies gagal di putaran pertama. Sebaliknya mayoritas pendukung Agus memilih Anies jika Agus gagal di putaran pertama.
"Pemilih Agus dan Anies relatif dari segmen yang sama. Mereka terpecah di putaran pertama. Namun mereka bersatu kembali di putaran kedua jika melawan pasangan Ahok," kata pendiri LSI, Denny JA, dalam analisi tutup tahun LSI, sebagaimana keterangan beberapa saat lalu (Selasa, 20/12).
Jika Agus vs Ahok di putaran kedua, dari 100 persen pemilih Anies yang akan pindah ke Agus sebanyak 58,9 persen. Mereka hanya pindah ke Ahok sebanyak 9,5 persen. Jika Anies vs Ahok di putaran kedua, dari 100 persen pemilih Agus yang akan pindah ke Anies sebanyak 62,2 persen. Mereka hanya pindah ke Ahok sebanyak 10,4 persen.
Kedua, kantong pemilih yang besar lebih banyak pindah ke Agus atau ke Anies Jika di putaran kedua melawan Ahok. Yaitu, pemilih muslim (85 persen populasi), pendidikan SMA ke bawah (80 persen populasi), etnis Betawi dan Jawa (70 persen populasi), gender (laki-laki 50 persen, Perempuan 50 persen), penghasilan 3,5 juta sebulan ke bawah (65 persen populasi).
Misalnya, pemilih muslim (85 persen total populasi) untuk Agus bertambah 13,90 persen. Di putaran kedua. Sementara untuk Ahok hanya bertambah 3,4 persen.
Pemilih pendidikan SMA ke bawah (80 persen populasi) bertambah 14,20 persen ke Agus, hanya bertambah 2,70 persen ke Ahok di putaran kedua.
Pemilih laki-laki (50 persen populasi) dan perempuan (50 persen populasi) bertambah 11,50 persen dan 13,60 persen ke Agus, hanya bertambah 2 persen dan 1,90 persen ke Ahok di putaran kedua.
Pemilih Betawi dan Jawa (total 70 persen populasi) bertambah 17,20 persen - 13,00 persen Ke Agus, tapi hanya 3,30 persen - 1,90 persen ke Ahok di putaran kedua.
Pemilih penghasilan 3,5 juta ke bawah (65 persen populasi) bertambah Mendukung Agus sebanyak 10,50 persen, bertambah ke Ahok hanya 3,50 persen di putaran kedua.
"Simulasi pasangan Anies vs Ahok di putaran kedua, juga menghasilkan migrasi ke Anies yang jauh lebih besar ketimbang ke Ahok," ujar Denny JA.
Ketiga, total pemilih yang tidak ingin dipimpin Gubernur tersangka di atas 60 persen, tepatnya di angka 65 persen. Sentimen ini menyulitkan Ahok untuk menang di putaran kedua, siapapun lawannya.
Keempat, total pemilih yang menganggap Ahok menista agama di atas 60 persen, tepatnya 65.7 persen. Sentimen ini pula menyulitkan Ahok mendapatkan dukungan mayoritas di putaran kedua.
Kelima, total pemilih yang ingin gubernur baru di atas 60 persen. Trend yang menginginkan gubernur baru juga menaik dari waktu ke waktu.
"Terlalu banyak kendala dalam opini publik yang harus ditaklukkan oleh Ahok di putaran kedua," demikian Denny JA.
Survei LSI ini dilakukan 3-8 Desember 2016. Jumlah sampel 440 responden. Wawancara tatap muka menggunakan quesioner, dan riset dilakukan dengan metode multi-stage random sampling dengan margin of error plus minus 4,8 persen.Survei ini dibiayai dengan dana sendiri, dan dilengkapi pula dengan kualitatif riset," demikian Denny JA.
[rus]
BERITA TERKAIT: