Demikian data terkumpul sampai pukul 11.30 WITA tadi, yang disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.
Seperti diketahui, delapan kecamatan yang terdampak adalah Tahuna, Tahuna Barat, Tahuna Timur, Manganitu, Kendahe, Tamoko, Manganitu Selatan dan Tatoareng
Untuk kerusakan pemukiman warga, ada 133 unit rumah yang rusak berat, 23 unit rusak sedang dan 69 unit rusak ringan. Terkait infrastruktur terdiri dari empat unit jembatan rusak dan kerusakan ruas jalan sepanjang dua kilometer di dua kecamatan yang mengakibatkan dua kelurahan terisolir.
Berbagai fasilitas yang dibangun pemerintah juga mengalami rusak berat seperti satu unit sekolah, dua rumah ibadah, satu unit Pasar Desa dan satu unit Bank Sampah.
Sampai sejauh ini, ada 513 Kepala Keluarga dan 1.917 jiwa yang mengungsi di beberapa lokasi seperti rumah ibadah gereja dan rumah penduduk. Air bersih sangat dibutuhkan untuk tempat pengungsian.
Bupati Kepulauan Sangihe sudah mengeluarkan SK Penetapan Status Keadaan Darurat Bencana Banjir, Tanah Longsor dan Gelombang Pasang di wilayahnya selama 14 hari sejak 21 Juni sampai 4 Juli 2016.
BNPB sendiri sudah menyalurkan bantuan dana siap pakai sebesar Rp 350 juta yang diserahkan Direktur Tanggap Darurat BNPB yang diterima Bupati Kepulauan Sangihe.
Sementara itu, BPBD Kepulauan Sangihe masih terus melakukan pencarian baik untuk korban yang tertimbun longsor maupun korban hilang di laut akibat angin kencang.
Namun, pencarian korban yang tertimbun longsor dan korban hilang di laut masih terhambat akibat cuaca yang masih tidak menentu. Akses jalan menuju lokasi bencana pun masih sulit dijangkau karna tertimbun material longsor.
Sutopo menyampaikan bahwa total kerugian sementara dari bencana di Kepulauan Sangihe mencapai Rp 57 miliar.
[ald]
BERITA TERKAIT: