Seperti dirasakan Sukasman, pasien BPJS yang didiagnosa mengalami penyumbatan di jantungnya. Sudah seharian Sukasman ditelantarkan pihak RSUD Cengkareng di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
"Suami saya sudah seharian di UGD tanpa ada kejelasan yang pasti. Kata petugas, ruangan ICU bisa satu atau dua jam menunggu, sehari atau bahkan sampai tiga hari," tutur istri pasien, Siska menirukan ucap dokter di RSUD Cengkareng.
Rupanya tak hanya Sukasman, beberapa pasien BPJS lain juga mengeluhkan hal serupa.
"Pasien di samping suami saya sudah tiga hari di IGD tidak ada ruang ICU atau rawat inap yang diberikannya," tambah Siska.
Namun begitu Sukasman beralih jadi pasien umum, barulah pihak RSUD Cengkareng langsung memberi penanganan intensif dan saran rujukan ke RS yang memiliki ruang Intensive Care Unit (ICU).
"Habis saya ajukan pasien umum, petugas memberikan nama RS Mitra Keluarga, RS Graha Kedoya, RS Hermina dan RS Royal Taruma yang memiliki ruang ICU," beber Siska.
Siska mengaku sangat kecewa dengan perlakuan pihak BPJS dan RSUD Cengkareng. Pasalnya, suaminya sudah puluhan tahun bekerja jadi PNS dan gajinya tiap bulan dipotong untuk pembayaran asuransi kesehatan.
"Bagaimana dengan pasien yang butuh pertolongan cepat tapi tidak punya biaya, beginikah pelayanan rumah sakit," kesalnya.
"Saya harap ada evaluasi kinerja di RS Cengkareng dan BPJS dalam pelayanan kesehatan masyarakat," sambungnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: