Silaturahmi dimulai di Ponpes Attaufiqiyyah di Baros, Serang, kemudian Ponpes Nur El Falah (Petir, Serang), Ponpes Bani Nawawiyah (Jawilan, Serang) dan Ponpes Al Bayan (Rangkasbitung, Lebak).
Kepada para santri dan santriwati, HT menceritakan soal pengalaman dan wawasan kebangsaannya. "Saya senang mendorong generasi muda, karena saya ingin anak-anak muda betul-betul berguna, bermanfaat bagi pembangunan bangsa dan negara yang kita cintai,†jelasnya.
Di mata dia, generasi muda harus memiliki pemikiran yang positif, progresif, positif dan tahu permasalahan bangsa. "Kita sebagai anak-anak bangsa punya kewajiban untuk mempercepat Indonesia menjadi negara maju,†jelas bos MNC Group ini.
HT menjelaskan, meski sudah 70 tahun lepas dari penjajahan, Indonesia belum mencapai tujuan akhir kemerdekaan yakni menjadi negara bangsa yang makmur. Indonesia baru mencapai 30 persen dari batas minimum pendapatan per kapita negara-negara maju. Berdasarkan standar internasional, pendapatan per kapita negara maju minimal US$ 12.000.
Penyebabnya, lanjut HT, sistem ekonomi yang semakin terbuka dan bebas dari waktu ke waktu. Padahal, mayoritas masyarakat belum siap, baik dari sisi kesejahteraan dan pendidikan. Seperti diketahui, sekitar 49 persen masyarakat Indonesia masih berpendidikan SD ke bawah.
"Akibatnya, masyarakat yang belum siap terus tertinggal, kesenjangan lebar. Indonesia akan lebih cepat maju kalau tidak seperti sekarang, ekonomi terbuka sebebas-bebasnya,†katanya.
HT menjelaskan, Indonesia harus menerapkan ekonomi kerakyatan. Masyarakat yang tertinggal harus diberikan perlakuan khusus berupa akses dana murah dan mudah, pelatihan keterampilan serta proteksi.
"Ekonomi kerakyatan adalah bagaimana mengentaskan masyarakat yang tertinggal supaya bisa tumbuh lebih cepat. Masyarakat yang tertinggal harus dibantu supaya negara kita lebih cepat menjadi negara maju,†tuturnya.
Kepada para santri dan santriwati, ayah lima anak itu mengungkapkan kunci suksesnya. "Fokuslah pada kualitas,†katanya. Ada tiga kualitas yang dia tekankan yakni vertikal, internal dan eksternal. Kualitas vertikal adalah hubungan spritiual kita dengan Sang Pencipta. Harus diasah terus,†terangnya.
Kedua, kualitas internal. Tak ada yang sempurna, setiap orang pasti memiliki kelemahan sehingga harus selalu introspeksi untuk memperbaiki segala kelemahan. HT menilai Ramadhan merupakan momen yang tepat untuk introspeksi, memperbaiki diri. Dari tidak disiplin, tidak rajin, gampang menyerah, berpikir negatif menjadi rajin, disiplin, pantang menyerah dan berpikir positif. Ramadhan ini mari introspeksi diri kita. Kelemahan kita, kita perbaiki supaya menjadi orang yang lebih baik,†serunya.
Ketiga, kualitas eksternal yakni selalu berusaha melakukan yang terbaik dalam setiap tanggung jawab yang diberikan. Kalau seseorang menerapkan 3 kualitas ini, saya yakin orang itu akan berkembang dengan baik. Introspeksi, kualitas diri yang terus diperbaiki itu penting,†tutur HT seraya menambahkan, sukses tidak tergantung dari masa lalu, dan tidak bergantung dari seberapa lama membangunnya.
Pimpinan Ponpes Attaufiqiyyah Edy Suhrowardi menyambut baik kedatangan HT dan jajaran DPP Partai Perindo. Diantaranya, Sekretaris Jenderal Ahmad Rofiq, Ketua Bidang Organisasi Syafril Nasution, Ketua Bidang Keagamaan Abdul Khaliq Ahmad, Ketua Bidang Kader, Anggota dan Saksi Armyn Gultom dan Wasekjen Donny Ferdiansyah dan Muhammad Amin.
"Semoga cita-cita beliau mensejahterakan bangsa Indonesia, berhasil,†kata Edy Suhrowardi. Dalam silaturahminya ke empat ponpes di Banten, HT menyerahkan bantuan Alquran dan dana pendidikan.
[sam]
BERITA TERKAIT: