Pertunjukan itu hasil kerja sama Universitas Persada Indonesia (UPI) YAI dengan lembaga Warrior of Hope yang digelar di Gedung Fikom kampus UPI, Jalan Diponegoro, Jakarta.
Peserta yang terdiri dari mahasiswa mengenakan pakaian tradisional dan memperagakan tarian dan nyanyian dari seluruh wilayah Nusantara. Mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan lainnya. Selain itu, pakaian adat tradisional dari Pulau Jawa juga ditampilkan seperti pakaian adat Betawi, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kemudian dari wilayah Tengah dan Timur Indonesia seperti Sulawesi Utara, Maluku hingga Papua.
Pertunjukan merupakan rangkaian pelaksanaan ujian akhir semester (UAS) ganjil tahun ajaran 2015-2016.
"Pelaksanaan pertunjukan seni dan budaya nusantara ini cukup istimewa. Sebab, mahasiswa akan mengenal dan mencintai suku, seni dan budaya nusantara di luar budaya daerahnya sendiri," kata Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) UPI, Prof, Ibnu Hamad, M.Si kepada redaksi, Selasa (26/1).
Acara itu juga melibatkan beberapa artis yang berkontribusi dalam film layar lebar 'I am Hope' seperti Wulan Guritno, Janna Soekasah, Amanda Soekasah, Feby Febiola, Tantri Kotak, dan Fachri Albar. Mereka memberikan edukasi sosial dan berbagi pengalaman mereka dalam pembuatan film 'I am Hope' kepada mahasiswa serta penayangan trailer film yang nantinya akan sangat berguna bagi mahasiswa.
Menurut Ibnu, kegiatan ini bertujuan untuk memotivasi generasi muda, memberikan waktu dan ruang edukasi kepada mahasiswa UPI tentang pengetahuan yang memiliki unsur edukatif yang dikemas dalam kegiatan talkshow. Selain itu mahasiswa juga diharapkan memiliki empati yang tinggi dalam kegiatan-kegiatan sosial (corporate social responsibility) dan tidak ketinggalan pula di acara ini nantinya akan ada penampilan dari mahasiswa Fikom tentang kebudayaan Indonesia berupa tarian-tarian daerah dan kuliner. Agar generasi muda khususnya mahasiswa tidak meninggalkan kebudayaan sendiri yang berakibat banyaknya masuknya kebudayaan dari luar negeri.
Kegiatan ini juga diisi oleh sosialisasi penyakit kanker untuk generasi muda di kalangan kampus. Sebagai generasi penerus, mereka perlu disiapkan agar menjadi individu yang sehat jasmani dan rohani sehingga bisa menjadi generasi yang berguna bagi masyarakat dan negara.
Ibnu mengatakan, ciri khas dari Fikom UPI YAI salah satunya adalah komunikasi antar budaya. Hal ini sejalan dengan visi YAI selama 43 tahun yaitu menjadi universitas unggulan yang mampu melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, mampu menghasilkan alumni-alumni bermutu tinggi, bersikap mental profesional dan berorientasi global, menumbuh kembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi ke tingkat tinggi dan memberikan sumbangan nyata bagi kepentingan maupun kemajuan bangsa dan negara.
"Salah satu cara untuk menjaga dan mempertahankan budaya Nusantara bisa dilakukan di perguruan tinggi. Bagaimana mata kuliah tertentu bisa mengaplikasikan ilmunya dalam bentuk kegiatan," jelas Ibnu.
[wah]
BERITA TERKAIT: