Wakil Duta Besar KBRI Kuala Lumpur Hermono menuturkan, saat ditemukan pada Kamis (11/09) lalu kondisi jasad pasangan Ramli, laki-laki, dan Sahrim, perempuan, berlumur darah di bagian kepala. Dua jenazah TKI itu ditemukan oleh majikan mereka, Tan Ching KOk, 44 tahun, di kebun naga miliknya di Jalan Batu 12, Mantin, Seremban, negara bagian Negeri Sembilan, Malaysia. Sahrim yang tengah mengandung ditemukan tewas di depan pemondokan yang biasa digunakan untuk istirahat. Sedangkan Ramli, ditemukan di dalam pemondokan.
Dugaan sementara pihak kepolisian, pendarahan itu disebabkan adanya pukulan dengan benda tumpul di kepala korban. Untuk mengetahui penyebab secara jelas, pada Jumat (12/9) telah dilakukan visum pada kedua jenazah pasangan tiga puluh tahun itu.
"Adanya benturan keras karena benda tumpul itu yang kemudian menimbulkan dugaan bahwa keduanya dibunuh. Namun, untuk lebih jelasnya harus menunggu hasil otopsi," ujar Hermono saat dihubungi.
Ia mengatakan, hasil visum akan keluar dalam waktu dua bulan. Lamanya proses ini memang sempat dipermasalahkan. Namun menurutnya, hal itu tak bisa dielakkan karena itu merupakan ketentuan. Saat ini sendiri, seperti dilansir dari
JPNN, proses penyelidikan terus dilakukan. Hermono menyebut, pihak kepolisian setempat telah mewawancarai keponakan korban untuk mengetahui apakah ada permasalahan yang tengah dihadapi oleh korban.
Sementara itu, dua jenazah TKI yang telah bekerja selama 10 tahun di negeri Jiran itu telah dipulangkan ke tanah air. Kedua jenazah pasangan suami istri itu diterbangkan menggunakan pesawat Garuda, dengan nomor penerbangan GA817 tujuan Kuala Lumpur - Jakarta, pada pukul 18.00 waktu setempat.
"Kedua jenazah akan bermalam di Soetta (bandara Soekarno-Hatta) untuk kemudian diterbangkan ke Lombok pukul 05.50 WIB," jelasnya.
Biaya pemulangan ini ditanggung sepenuhnya oleh pihak majikan. KBRI Kuala Lumpur pun tengah berkomunikasi dengan majikan Ramli dan Sahrim, agar ahli waris mereka di tanah air dapat memperoleh santunan.
[wid]
BERITA TERKAIT: