Akan tetapi, pada penderita-penderita yang orang-orang yang memiliki penyakit tertentu, imuno compromise, penyakit yang menyebabkan daya tahan tubuh itu menurun.
"Seperti HIV dan penyakit lain yang kronis-kronis. Kemudian lemah badan itu berakibat pada bisa terjadi perburukan, itu yang dilaporkan WHO maupun dari Afrika Selatan," kata Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih saat menjadi narasumber dalam diskusi POLEMIK bertajuk "Heboh Omicron" pada Sabtu siang (18/12).
Meski begitu, Daeng mengimbau semua pihak untuk tidak boleh panik dalam menghadapi seperti gelombang kedua. Akan tetapi, yang harus diperhatikan adalah karena penyebarannya ini cepat sekali hingga 5 kali lipat.
"Akan berpotensi angka kesakitan, meskipun dengan gejala ringan, mayoriytas gejala ringan. Itu akan dalam satu waktu tempo tertentu akan banyak meskipun transisi lokal," tuturnya.
"Sehingga, penyediaan pelayanan, tempat pelayanan, obat tetap dilakukan terutama untuk isolasi karena diprediksi akan jauh lebih banyak gejala ringan," demikian Daeng.
Selain Daeng, turut hadir narasumber lain dalam diskusi daring tersebut yakni Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny B Harmadi, Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia Masdalina Pane, Dewan Pakar IAKMI Hermawan Saputra, dan Bupati Morowali Utara Sulteng Delis Julkarson Hehi.
BERITA TERKAIT: