Bagi anggota DPD RI, Fahira Idris, bila pandemik Covid-19 diibaratkan sebagai perang, maka strategi paling tepat untuk bisa memenangkan perang ini adalah menghadang musuh tersebut langsung di daerah perbatasan.
“Jangan biarkan musuh tersebut merangsak masuk ke 'wilayah teritorial' kita, apalagi mendekati benteng terakhir pertahanan kita. Dalam perang melawan Covid-19 ini, tenaga medis dan RS adalah benteng terakhir pertahanan kita. Segala cara harus kita lakukan untuk mempertahankannya,†ujar Fahira Idris dalam keterangan tertulisnya, Senin (31/8).
Strategi yang dimaksud yakni kombinasi memakai masker secara baik dan benar, menjaga jarak aman, dan mencuci tangan dengan sabun (3M) dan meningkatkan
testing, tracing, dan
treatment (3T).
Kombinasi 3M dan 3T harus terus ditingkatkan karena selama ini masih belum optimal. Penerapan 3M di masyarakat masih sangat variatif dan belum sepenuhnya dijalankan dengan penuh disiplin. Sementara 3T, terutama
testing masih jauh dari standar minimum yang ditetapkan WHO.
“3M dan 3T ini jadi amunisi untuk mengusir Covid-19 agar tidak melumpuhkan benteng pertahanan terakhir kita. Jika amunisi ini tidak diisi penuh atau tidak dijalankan maksimal, maka kita membuka jalan bagi virus untuk melumpuhkan benteng pertahanan terakhir kita," tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: