Direktur Keuangan Sritex Diperiksa KPK dalam Kasus Dugaan Korupsi Bansos Presiden Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Jumat, 20 Juni 2025, 16:17 WIB
Direktur Keuangan Sritex Diperiksa KPK dalam Kasus Dugaan Korupsi Bansos Presiden Covid-19
Ilustrasi PT Sritex/Net
rmol news logo Direktur Keuangan PT Sritex, Supartodi, dipanggil tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk diperiksa dalam kasus dugaan korupsi bantuan sosial (bansos) presiden untuk penanganan pandemi Covid-19 di wilayah Jabodetabek di Kementerian Sosial tahun 2020.

Jurubicara KPK, Budi Prasetyo mengatakan, hari ini, Jumat, 20 Juni 2025, tim penyidik memeriksa 3 orang sebagai saksi.

"Pemeriksaan dilakukan di Kantor BPKP Perwakilan DIY," kata Budi kepada wartawan, Jumat siang, 20 Juni 2025.

Tiga orang saksi tersebut yakni Allan Moran Severino selaku mantan Direktur Keuangan PT Sritex, Adi Wahyono selaku Kepala Biro Umum Kemensos tahun 2017-2020, dan Supartodi selaku Direktur Keuangan PT Sritex.

Selain itu, tim penyidik juga memanggil Citrawati selaku Direktur PT Bina San Prima untuk hadir dan diperiksa di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Perkara dugaan korupsi bansos presiden ini diperkirakan telah merugikan keuangan negara hingga Rp250 miliar dari 6 juta paket bansos di tahap 3, 5, dan 6 dengan nilai kontrak Rp900 miliar.

Dalam perkara ini, KPK sudah menetapkan satu orang tersangka, yakni Ivo Wongkaren selaku Direktur Utama PT Mitra Energi Persada sekaligus Tim Penasihat PT Primalayan Teknologi Persada.

Ivo Wongkaren sebelumnya juga sudah divonis dalam kasus penyaluran bansos beras Covid-19. Dia divonis 8 tahun 6 bulan penjara dan denda Rp1 miliar subsider 12 bulan kurungan. Selain itu, Ivo juga harus membayar uang pengganti sebesar Rp62.591.907.120 (Rp62,59 miliar) subsider 5 tahun kurungan.rmol news logo article
EDITOR: AGUS DWI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA